UPAYA
PENANGANAN MAKANAN YANG SEHAT
1. Pendahuluan
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang
diperlukan setiap saat dan harus ditangani dan dikelola dengan baik dan benar
agar bermanfaat bagi tubuh.
Pengelolaan yang baik dan benar pada dasarnya
adalah mengelola makanan berdasarkan kaidah-kaidah dari prinsip hygiene dan
sanitasi makanan. Prinsip-prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah
teori praktis tentang pengetahuan, sikap
dan perilaku manuasia dalam mentaati :
a.
Azas
Kesehatan (Health)
b.
Azas Kebersiahan
(Cleanlines)
c.
Azas
Keamanan
dalam menangani makanan. Proses pengelolaan makan
berjalan melalui beberapa tahapan pengolahan mulai dari penerimaan bahan
mentah, pencucian, peracikan, pemasakan sampai menjadi makanan siap santap.
Dengan pengolahan makanan yangb baik dan benar akan menghasilkan makanan yang
bersih, sehat, aman dan bermanfaat serta tahan lama.
Pengusaha
dan penanggungjawab adalah orang yang bertanggungjawab atas pengelolaan makanan. Disamping
harus menguasai bidang pengelolaan usaha, pengusaha harus menguasai ilmu
pengolahan makanan sehingga mampu
menjadi pemimpin yang berorientasi praktis dalam mengerahkan tugas pekerja
(pejamah makanan) sehingga bekerja secara sehat dan melaksanakan kaidah-kaidah
dari prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman.
Hygiene adalah upaya kesehatan
dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan
piring, membuang bagian makan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan
secara keseluruhan dsb.
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan dan subjeknya, misalnya penyediaan air yang
bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi
sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan.
Higyene dan sanitasi tidak bisa dipisahkan satu
sama lainnya karena erat kaitanya. Misalnya hygienenya sudah baik karena mau
cuci tangan dengan baik, tapi sanitasinya kurang baik karena tidak tersedia
cukup air bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna. Hygienenya sudah baik
ingin membuang sampah akan tetapi sanitasinya tidak tersedia tempat sampah
akibatnya sampah dibuang sembarangan saja.
2. Pengamanan
Bahan Makanan
Pengertian
dari prinsip hygiene dan sanitasi makanan dan minuman adalah pengendalian dari empat
factor hygiene sanitasi makanan yaitu : factor tempat/bangunan, perlatan, orang
dan bahan makanan. Hygiene dan santasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan
factor tempat, peralatan, orang dan bahan makanan yang dapat atau mungkin dapat
menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit atau keracunan makanan. Untuk
mengetahui apakah factor tersebut dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan
kesehatan, penyakit atau keracunan makanan, perlu dilakukan analisis terhadap
rangkaian kegiatan dari faktor-faktor tersebut secara rinci. Salah satu
analisis yg perlu dilakukan adalah terhadap factor makanan yang dikenal dengan
sebutan enam prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman yang akan dibahas
secara lengkap.
Sebelum membahas prinsip tersebut di atas ada Empat (4) aspek hygiene dan sanitasi makan
dan minuman adalah aspek pokok dari hygiene
sanitasi makanan dan minuman
yang mempengaruhi terhadap keamanan makanan, yaitu :
a.
Kontaminasi
Kontaminasi /pencemaran adalah masuknya zat asing
ke dalam makanan yang tidak dikehendaki atau di inginkan
Ada 4 macam kelompok kontaminasi yaitu :
1. Pencemaran mikroba seperti jamur, bakteri dan
cendawan.
2. Pencemaran fisik seperti rambut, debu, tanah, serangga
dan kotoran lainnya.
3. Pencemaran kimia seperti pupuk, pestisida,
mercuri, cadmium, arsen, cyanide dsb.
4. Pencemaran radio aktif seperti radiasi sinar alfa, sinar
gamma, sinar cosmic dsb.
Menurut
terjadinya pencemaran ada 3 cara yaitu :
1.
Pencemaran langsung
(direct contamination) yi adanya
bahan pencemar yg masuk kedalam makanan secara langsung krn ketidak tahuan atau
kelalaian baik disengaja maupun tidak disengaja, misal rambut masuk ke dalam
nasi, penggunaan zat pewarna kain dsb.
2. Pencemaran silang (cross
contamination) yi pencemaran yang terjadi scr tdk langsung sbg akibat
ketidak tahuan dalam pengelolaan makanan. Misal makanan mentah bersentuhan
dengan makanan masak, makanan bersentuhan dengan pakaian atau peralatan kotor.
3. Pencemaran ulang (recontamination)
yi pencemaran yg terjadi terhadap makanan
yg telah dimasak sempurna. Misal nasi yg tercemar dg debu lalat karena tdk
dilindungi dengan tutup.
b.
Keracunan
Keracunan
masakan adalah timbulnya gejala klinis suatu penyakit atau gangguan kesehatan lainnya akibat
mengkonsumsi makanan yg tdk hygienis.
Keracunan dapat terjadi melalui 5 sebab :
1. Bahan makanan alami adalah makanan scr alami telah
mengandung racun spt : jamur beracun, ikan buntal, ketela hijau, umbi gadung
dll.
2. Infeksi mikroba yi bakteri pada makanan yg masuk ke dalam
tubuh dlm jumlah besar (infektif) dan menimbulkan penyakit spt cholera, diare
dan disentri.
3. Racun/toksin mikroba yi racun/toksin yg dihasilkan oleh mikroba dlm
makanan yg masuk kedlm tubuh dlm jml membahayakan (lethal dose) spt racun Staphylococcus, Clostridum, Streptococcus atau
aflatoxin pada kacang tanah, asam bongkrek dan toksoflaksin pd tempe bongkrek.
4. Zat kimia yi bahan berbahaya dlm makanan yg masuk ked lm tubuh dlm
jumlah membahayakan (lethal dose) spt pestisida dlm sayuran dan buah, mercuri
dan cadmium pd ikan laut, dan timah hitam pada jajanan kaki lima.
5. Alergi yi bahan allergen
did lm makanan yg dapat menimbulkan reaksi sensitive kepada orang yg rentan spt
histamine pd udang, tongkol dan bumbu masak.
c.
Pembusukan
Adalah
proses perubahan komposisi (dekomposisi) makanan baik sebagaian atau seluruhnya
pd makanan dr keadaan yang normal menjadi tidak normal yg tdk dikehendaki
sebagai akibat pematangan alam (maturasi), pencemaran (kontaminasi) sengaja
dipelihara (fermentation) atau sebab lain :
Pembusukan
dpt terjadi karena :
1. Fisika karena benturan
atau diganggu hewan atau serangga (berlubang bekas gigitan) dan kekurangan air
shg mengkerut
2.
Enzym pembusukan akibat aktifitas zat kimia pada proses
pematangan buah-buahan sehingga rusak krn terlalu matang. Contoh
Enzim
amylase pemecah tepung,
Enzim
protease pemecah protein
3.
Mikroba yi
bakteri atau cendawan yg tumbuh dan berkembang biak did lm makanan serta
merusak komposisi makanan, shg makanan mjd basi, berubah rasa, bau atau
warnanya. Khusus pada fermentasi akan terjadi perubahan zat gizi.
d.
Pemalsuan
Adalah
upaya perubahan tampilan makanan dengan cara menambah atau mengganti bahan
makanan yg disengaja dengan tujuan meningkatkan tampilan makanan untuk
memperoleh keuntungan yg sebesar-besarnya yg akibatnya akan berdampak buruk
pada konsumen.
Contoh
pemalsuan yg banyak terjadi :
1.
zat warna kain,
pemberian zat warna tertentu yang dilarang untuk makanan contoh : rhodamin B,
suset yellow, wantex dll.
2.
zat pemanis, penambahan zat pemanis tanpa gula untuk
meningkatkan rasa manis berlipat ganda walaupun tdk mengandung gula. Seperti siklamat dan saccarin.
3. bahan pengawet atau
pengental yi bahan yg ditambahkan menjaga keawetan makanan atau tekstur dlm
jumlah yang berlebihan (over dosis). Pada takaran tertentu boleh digunakan
seperti asam benzoat, citric acid (asam sitrat) dan soda kue dsb.
4. bahan pengganti, yi
penggunaan bahan makanan dengan bahan lain yg tidak baku seperti saus tomat
diganti papaya, kecap kedele dengan kecap air kelapa dsb.
5. merk/label makanan yi
merk, label atau tulisan dan tanda yang memberi keterangan yang tidak sesuai
dengan kandungan isi makanan. Contoh susu bayi dengan PASI (pengganti ASI),
daging sapi (beef) berisi babi (fork), dsb.
PERJALANAN MAKANAN
Makanan mempunyai rute perjalanan makanan yang
sangat panjang yang dapat dibagi dalam dua rangkaian :
A.
RANTAI MAKANAN (food chain)
Rantai
makanan yi rangkaian perjalanan makanan sejak dari pembibitan, pertumbuhan,
produksi bahan pangan, panen, penggudangan, pemasaran bahan sampai pada
pengolahan makanan untuk seterusnya disajikan.
Pada setiap rantai tadi banyak terdapat
titik-titik dimana makanan telah dan akan mengalami pencemaransehingga mutu
makanan menurun, sehingga perlu perhatian khusus dalam mengamankan titik-titik
tersebut selama di perjalanan.
Dengan pengendalian di setiap titik dari rantai
perjalanan makanan diharapkan pencemaran dapat ditekan dan tidak bertambah
berat.
Contoh upaya pengamanan titik tersebut misalnya :
1. penggunaan pakan ternak
yg aman dari bahan pencemar (residu pestisida, telur cacing, hormone dan
lain-lain),
2.
pemotongan hewan
yg terkontrol (tempat saniter, hewan sehat, penyimpanan suhu dingin, dll.),
3. penanganan ikan di
perairan bebas polusi (ambang batas cemaran kimia, suhu penyimpanan dingin, bebas
bahan kimia beracun dsb.).
B.
LAJUR MAKANAN (food flow)
Lajur makanan yi perjalanan makanan dalam
rangkaian proses pengolahan makanan. Setiap tahap dalam lajur pengolahan
makanan akan ditemukan titik-titik yg bersifat rawan pencemaran (critical
point). Titik ini harus dikendalikan dengan baik agar makanan yang dihasilkan
menjadi aman.
Bakteri merupakan salah satu zat pencemar yang
potensial dalam merusak makanan. Masuknya bakteri ke dalam makanan akan
meningkatkan pertumbuhan bakteri, terutama bila tersedia makanan, kelembaban,
tersedia air, dan suhu yang sesuai untuk tumbuh bakteri. Pertumbuhan bakteri
secara vegetatif (membelah diri), sel bakteri terdiri dari inti dan
protoplasma. Inti terdiri dari protein dan protoplasma terdiri dari air, maka
untuk hidupnya bakteri membutuhkan protein dan air. Pada suhu dan lingkungan yg
cocok, satu bakteri dalam 7 jam akan berkembang biak menjadi 2.000.000 bakteri,
dan ini merupakan dosis infeksi (dan bahkan telah terlampaui) dari bakteri,
artinya dengan jumlah tersebut kemungkinan menjadi penyebab penyakit besar
sekali. Suhu yg paling cocok untuk pertumbuhan bakteri adalah 10 – 60o
C sehingga suhu tersebut disebut dengan danger
zone (daerah bahaya).
Makanan yg masih dijamin aman paling lama 6 jam,
karena dalam waktu 6 jam bakteri yg tumbuh baru mencapai 500.000 (10 x 105),
setelah itu kondisi makanan sdh tercemar berat.
Daerah aman (safety
zone) adalah di bawah 10o dan diatas 60o C.
prakteknya dingin did lm lemari es yg masih berfungsi dg baik dan panas yi
dalam wadah yg selalu berada di atas api pemanas, kukusan atau steam (uap air).
Titik-titik pengendalian dalam lajur makanan :
1. Penerimaan bahan, memilih
bahan yg baik dan bersih serta membuang bahan yg rusak dan kotor.
2.
Pencucian bahan, melarutkan kotoran yg masih adaseperti
tanah pada umbi dan akar, residu
pestisida pada sayuran dan buah, darah dan sisa bulu pada unggas dan daging.
Sayuran dan buah yg diduga mengandung residu pestisida hrs dicuci berulang kali
dlm air yg mengalir (kran) sampai seluruh pestisidanya larut dan terbuang. Sayuran lembaran hrs dicuci tiap lembarannya.
3.
Perendaman
terutama pada jenis biji untuk membuang biji yg kosong karena akan terapung dan
untuk meresapkan air kedalam bahan kering sehingga mudah dimasak.
4. Peracikan dengan cara memotong dan menggerus atau mengiris,
agar zat gizi tidak hilang maka makanan hrs dicuci dulu sebelum dipotong. Pemakaian alat yg kotor
atau belum dicuci akan menambah pencemaran.
5. Pemasakan (cooking)
seperti menggoreng, merebus, memanggang dan sebagainya, merupakan tahap
perubahan tekstur dari mentah atau keras menjadi lunak dan empuk sehingga enak
dimakan. Dengan panas di atas 80o C semua bakteri pathogen akan
mati.
6. Pewadahan makanan masak
merupakan titik yg paling rawan, karena makanan sudah bebas bakteri
pathogen dan tidak lagi dipanaskan. Pada
tahap ini tidak boleh terjadi kontak makanan dengan tangan telanjang, percikan
ludah (droplet) atau wadah yang tidak bersih dan debu atau serangga.
7. Penyajian makanan
merupakan titik akhir dari rangkaian perjalanan makanan yg siap santap. Makanan
yg disajikan segera dimakan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan pencemaran
ulang (recontamination) akibat lingkungan sekitarnya. Bila kurang dari 2 jam
cukup diamankan dengan penutup saji, tapi kalau lebih hrs disimpan di atas
pemanas atau lemari es yg berfungsi dengan baik.
8. santapan akan lebih
nyaman bila dimakan dlm keadaan panas, maka bila dihidangkan dlm keadaan dingin
tidak nyaman lagi dan bila pada udara terbuka akan sangat berbahaya. Makanan
akan aman bila disimpan dalam suhu dingin dan dipanaskan ulang (reheating)
waktu akan dimakan.
ENAM
PRINSIP HYGIENE SANITASI MAKANAN
1. Pemilihan
Bahan Pangan
A.
Bahan makanan
dibagi menjadi 3 golongan
a. Bahan makanan mentah
(segar) yi : makanan yg perlu pengolahan sebelum dihidangkan, contoh : daging,
beras, telur dsb.
b.
Makanan terolah (pabrikan) yi makanan yg sudah dapat
langsung dimakan tetapi digunakan untuk proses pengolahan makanan lebih lanjut.
Contoh : tahu, tempe, ikan kaleng, kornet
dsb.
c.
Makanan siap santap yi ; makanan yg lansung dimakan tanpa
pengolahan. Contoh ; nasi rames, soto
mie, bakso, goring ayam dll.
B. Ciri-ciri bahan makanan
yang baik
a.
Makanan hewani (berasal
dari hewan)
a.1.
Daging ternak
Ciri-ciri daging ternak yg baik :
o
Tampak mengkilap warna cerah dan tidak pucat
o
Tidak tercium bau asam atau busuk
o
Sifat elastis artinya bila ditekan dengan jari akan
segera kembali (kenyal) atau tidak kaku.
o
Bila dipegang tidak lengket tetapi terasa basah.
a.2. Ikan
segar
Ciri-ciri ikan segar yg baik :
v Warna kulit cerah, terang
dan tidak lebam
v Sisik masih melekat kuat
dan tidak mudah rontok (ikan bersisik)
v Mata melotot, jernih dan
tidak suram
v Daging elastis, bila
ditekan tdk berbekas
v Insang berwarna merah
segar dan tdk bau
v Tdk terdpt lender
berlebihan pd permukaannya
v Tidak bau busuk, asam
atau bau asing spt biasanya
v Ikan akan tenggelam dalam air
Prioritas dalam membeli / memilih
ikan konsumsi :
v Ikan yg
dijual dlm keadaan hidup
v Ikan segar yg disimpan dlm suhu 4 derajat atau kurang
v Ikan beku yg berasal dr ikan segar yg telah dibersihkan
dan pencucian
v Ikan yg
bersih dijual tanpa pendingin
a.3. Ikan
asin/kering
Ciri-ciri ikan asin yg baik :
Ø Cukup kering dan tidak busuk
Ø Daging utuh dan bersih,
dan bebas serangga
Ø Bebas bahan beracun spt pestisida
Ø Tidak dihinggapi/daya
tarik lalat/serangga lain
Bahaya
kontaminasi pada ikan
Ø Vibrio para haemoliticus pada ikan laut segar
Ø Histamine pada ikan laut tdk segar (tongkol, udang, tengiri)
Ø E. Coli pathogen pd ikan air tawar terutama yg makan tinja
Ø Residu pestisida atau
larva serangga pd ikan asin
a.4. Telur
Ciri-ciri
telur yg baik :





Bahaya kontaminasi pada telur :
Secara alami isi telur dlm keadaan steril tetapi
dpt tercemar karena :


a.5. Susu segar
Ciri-ciri
susu yg baik :
ü Warna putih susu dan kental
ü Cairannya konstan dan tidak menggumpal
ü Aroma khas susu, tdk bau asam, tengik atau bau amis
ü Berat jenis lebih tinggi dr air (di atas 1.0)
ü Kalau dituang dr gelas
masih menempel di dinding gelas
ü Kalau dimasak akan
terbentuk lapisan busa lemak
ü Bebas dari kotoran fisik
spt darah, debu dan bulu
Bahaya
kontaminasi pada susu :
ü Tuberkulosis pd susu segar
ü Staphylococcus aureus
ü Pemalsuan dgn santan
b.
Makanan nabati (berasal
dari tumbuhan)
·
Buah-buahan
·
Sayuran
·
Biji-bijian
·
Jenis tepung
·
Bumbu kering
·
Sayuran berlapis
Bahaya kontaminasi pada buah-buahan, sayuran dan
biji-bijian
o
Bacillus cereus
pada biji-bijian
o
Pestisida pada
sayuran dan buah
o
Telur cacing pada
sayuran daun
o
Serangga (kutu) pada biji-bijian kering
Bahaya kontaminasi pada tepung dan bumbu kering :
v Debu dan kotoran
v Bahan pewarna
v Serangga (kutu)
v Bakteri coliform
Bahaya kontaminasi pada sayuran berlapis :
ü Residu pestisida
ü E Coli
ü Cacing akibat pemupukan / pencucian dgn air tercemar
c.
Makanan
fermentasi
Makanan yg diolah dengan bantuan mikroba seperti ragi (yeast) atau cendawan (fungi),
ada 2 macam :
-
Makanan
fermentasi nabati spt tauco, kecap, tempe, oncom, tempoyak, bir, tape dll.
-
Makanan fermentasi hewani seperti terasi, petis, daging
asap atau cingcalo
Ciri-ciri
makanan fermentasi yg baik :
-
Makanan tercium aroma asli makanan fermentasi dan tidak
ada perubahan warna, aroma dan rasa
-
Bebas dari cemaran serangga (ulat) atau hewan lainnya
-
Tidak terdapat
noda-noda pertumbuhan benda asing seperti spot-spot berwarna, atau jamur gundul
pd tempe atau oncom
Bahaya kontaminasi pada makanan fermentasi
relative hamper tidak ada hanya ada perubahan tekstur atau rasa (catatan :
fermentasi tdk terjadi kalau ada bakteri lain yg tumbuh).
d.
Makanan
olahan pabrik
Makanan pabrik adalah makanan yg diolah oleh
pabrik makanan dan biasanya dikemas dalam kaleng, botol plastic atau doss.
Cirri-ciri makanan olahan pabrik yg baik :

ML = untuk makanan luar negeri (import)
MD
= untuk makanan dalam negeri





Bahaya kontaminasi makanan pabrik :



C. Sumber bahan
makanan yang baik
Untuk mendapatkan bahan makanan yang baik perlu
diketahui sumber-sumber makanan yang baik, hal ini sulit dilakukan karena
jarring perjalanan makanan yang begitu panjang dan melalui jaringan perdagangan
pangan.
Sumber bahan makanan yang baik :
d. Rumah potong hewan (RPH)
yg diawasi pemerintah dan sebagai rumah potong yg resmi
e. Tempat potong lainnya yg
diketahui dan diawasi oleh petugas inspektur kehewanan/peternakan
f. Tempat pelelangan ikan
(TPI) yang diawasi oleh instansi perikanan
g. Pusat penjualan bahan
makanan dengan system pengaturan suhu yg dikendalikan dengan baik (swalayan)
h. Tempat-tempat penjualan
bahan makanan yg diawasi oleh pemerintah dengan baik.
i. Industri pengawetan dan
atau distributor bahan makanan yg telah berijin
j. Perusahaan yang
mengkhususkan diri di bidang penjualan bahan makanan mentah dan dikelola sesuai
dengan persyaratan kesehatan serta diawasi oleh pemerintah
k. Lokasi tempat produksi
sayuran, buah atau ternak seperti daerah pertanian, peternakan atau perkebunan
atau kolam ikan.
2. Penyimpanan
Bahan Makanan
Makanan pada dasarnya adalah komposisi sekumpulan
sel senyawa organic yg memerlukan udara untuk pernafasan yg disebut oksidasi.
Oksidasi pd jenis makanan yg segar lebih jelas terlihat karena sel-selnya masih
aktif seperti pada daging, sayuran dan buah-buahan yg masih segar.
Makanan yg baik adalah makanan yg bergizi yg
dibutuhkan oleh mahluk hidup seperti manusia. Selain diperlukan oleh manusia
juga diperlukan oleh bakteri, oleh karena itu makanan yg telah tercemar oleh
bakteri mudah menjadi rusak.
Kerusakan makanan dpt terjadi karena :
A.
Tercemar bakteri karena alam atau perlakuan manusia
B.
Adanya enzim dlm makanan yg diperlukan dlm proses
pematangan seperti pada buah-buahan
C.
Kerusakan mekanis spt, tekanan, gesekan dan benturan
Untuk mencegah terjadinya kerusakan dapat
dilakukan dengan mengendalikan pencemaran oleh bakteri. Untuk mengendalikan
pencemaran oleh bakteri perlu mengetahui sifat dan karakteristik dari bakteri.
Sifat
dan karakteristik bakteri :

-
Psikofil (tumbuh dengan baik pada suhu – 15 – 10 OC,
suhu maksimum 20 OC)
-
Psikotrop (tumbuh dengan baik pada suhu –5 – 25 OC,
suhu maksimum 35 OC)
-
Mesofil (tumbuh dengan baik pada suhu 5 – 35 OC,
suhu maksimum 45 OC)
-
Thermofil (tumbuh
dengan baik pada suhu 40 – 55 OC, suhu maksimum 80 OC)
-
Thermotrof
(tumbuh dengan baik pada suhu 15 – 46 OC,
suhu maksimum 50 OC)

-
Rentan panas yi bakteri akan mati pada suhu 60 OC
selama 10 menit
-
Tahan panas yi bakteri akan mati pada suhu 100 OC
selama 10 menit
-
Thermodurik yi
bakteri akan mati pada suhu 60 OC dalam waktu10-20 menit atau mati
pada suhu 100 OC selama 10 menit

-
Derajat keasaman
-
Kadar air bebas
-
Suhu lingkungan
-
Kandungan nutrisi
-
Kelembaban
relative
-
Adanya zat
inhibitor (penghambat tumbuh)

_
Bakteri aerob
_
Bakteri anaerob

-
Logaritmik phase > bakteri pd lingkungan yg cocok akan
tumbuh dengan cara membelah diri shg jumlahnya meningkat
-
Stationary phase >
pada suhu dingin berhenti tumbuh tapi tidak mati sehingga jumlah relative
konstan.
-
Leg phase > pada kondisi kurang makan atau suasana
kurang cocok pertumbuhan bakteri akan terhambat dan banyak yg mati.
Hubungan waktu dan suhu :
a. Waktu adalah lamanya makanan
disimpan. Makin lama makanan disimpan rsiko kerusakan akan semakin besar, yg
baik adlah makanan sesingkat mungkin disimpan segera diolah (bahan) atau
dikonsumsi (makanan matang).
b. Suhu adalah suhu makanan
yg disimpan, makin rendah suhu makanan makin lama pula bakteri tumbuh sehingga
makanan lebih tahan lama.
Cara
penyimpanan makanan :
Ada 4 cara penyimpanan makanan sesuai dengan
suhunya, yaitu :
a. Penyimpanan sejuk
(cooling) yi suhu penyimpanan antara 10 – 15 OC untuk jenis minuman,
buah dan sayuran
b. Penyimpanan dingin
(chilling) yi suhu penyimpanan antara 4 – 10 OC untuk jenis bahan
makanan berprotein yg akan segera diolah kembali
c. Penyimpanan dingin sekali
(freezing) yi suhu penyimpanan antara 0 – 4 OC untuk jenis
berprotein yg mudah rusak untuk jangka waktu sampai 24 jam
d.
Penyimpanan beku
(frozen) yi suhu penyimpanan antara <
0 OC untuk jenis bahan makanan protein yg mudah rusak untuk jangka
waktu > 24 jam.
Administrasi penyimpanan makanan :
a.
Setiap barang yg diterima harus diperiksa sebelum layak
untuk disimpan. Barang yg disimpan harus dicatat dlm buku stok yg berisi : nama
bahan, tgl. Pembelian, tempat pembelian
dan nama petugas serta tempat penyimpanan)
b.
Bahan yg tdk
layak disimpan ditolak bila kondisinya tdk baik atau langsung dimasak bila
kondisinya baik.
c. Pemeriksaan bahan
dilakukan secara organoleptik artinya memeriksa dengan lima indra yi : melihat,
meraba, mendengar, mencium dan merasakan)
d. Catatan administrasi
keluar masuk barang untuk menyusun perencanaan kebutuhan
e. Petugas khusus untuk
mengambil dan menyimpan barang untuk memantau keamanan pangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar