Demonstrsi
Tidak Mencerminkan Rasa Cinta dan Keperdulian pada
Tanah
Air
Penulis : Septian Julifar Syamsul Huda SKM
Bissmillahirrohmannirrohim
Assalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barakatuh
Segala puji bagi Alloh azza wa
jalla, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kita
berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan
kita, barang siapa yang Alloh beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barang siapa yang Alloh sesatkan, maka tidak ada yang dapat
memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tiada illah yang berhak diibadahi dengan
benar kecuali Alloh Ta’ala, dan aku bersaksi bahwa Muhammad shalallahu ‘alaihi
wa sallam adalah hamba dan utusan Alloh.
Amma ba’du
Alloh Ta’ala
berfirman :
“ Demi masa.
Sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling
menasehati untuk kesabaran”. ( QS. Al – ‘Asr : 1-3 ).
Sungguh empat hal ini adalah kunci sukses menuju surga Alloh yang penuh
kenikmatan, beriman ( berilmu ), beramal sholeh dengan ilmu, saling menasehati
dengan ilmu dan bersabar dengan ilmu ketika mencari ilmu,beramal sholeh dan
bernasehat.
Alloh Ta’ala
berfirman :
“ Pada hari
ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku
bagimu, dan telah Aku ridai agama Islam sebagai agamamu “. ( QS. Al- Maidah
: 3 ).
Sungguh telah jelas bagi kita akan sempurnanya agama islam ini dan akan
keridaan Alloh atas agama ini maka tak perlu ada keraguan dalam diri kita untuk
mengamalkannya secara keseluruhan dengan ketulusan hati kita dan tanpa memodofikasinya lagi.
Sungguh agama ini sumber dari segala
kemuliaan, kebahagiaan dan kedamaian. Agama ini nikmat terbesar yang diberikan
Alloh pada hamba, namun sedikit sekali dari kita yang mengetahuinya. Ketidak
tahuan kita akan kesempurnaan islam dan kemuliaan islam inilah yang membuat
kita mudah meninggalkan agama ini dan beralih pada produk-produk lain yang
tampak bagus dipangdang walau tak ada garansi kebaikan di dalamnya.
Kesempurnaan islam bersifat menyeluruh,
mencakup segala lini maka sebagai seorang mu’min sejati harusnya kita yakin
kejayaan itu akan ada pada kita jika kita menjalankan syariat agama ini secara
menyeluruh tanpa memilah dan memilih lagi.
Islam mengajarkan kita segalanya
termasuk bagaimana membangun negara yang makmur gemah ripah loh jinawi. Namun
jika kita meninggalkan agama yang mulia ini niscaya haya kerusakan dan
kerusakan yang akan datang silih berganti, seperti halnya negara kita.
Masalah-masalah silih berganti dan solusinya mari kembali berpegang pada ajaran
illlahi.
Salah satu masalah yang sangat sering
kita lihat adalah demonstrasi, demonstrasi begitu marak di negara kita ini,
seakan demonstrasi merupakan satu-satunya cara mewujudkan rasa cinta dan peduli
kita pada tanah air, jadi setiap pemerintah mengeluarkan kebijakan apapun, bisa
dipastikan, tak lama dari itu akan terjadi demonstrasi. Adakah dari kita yang
berfikir apakah sebenarnya hukum demonstrasi itu dalam pandangan syariat agama
islam. Dan pertanyaan, apakah sebenarnya hukum demonstrasi dalam pandangan
syariat islam ini, harusnya ada pada setiap diri para demonstran. Sungguh tidak
layak bagi seorang mu’min beramal tanpa ilmu. Imam Bukhori berkata ”wajib berilmu sebelum berucap dan
berbuat”.
Maraknya
demonstrasi di negara tercinta ini juga seharusnya menjadi bahan koreksi bagi
pemerintah dan seluruh warga masyarakat apakah faham demokrasi layak untuk
diterapkan pada diri-diri kita sebagai seorang mu’min.
Banyak faktor penyebab
demonstrasi di antaranya adalah :
- Negara kita negara demokrasi dan
demokrasi tak akan bisa terlepas dari demonstrasi, karena apabila suatu
negara telah mempraktekkan hukum demokrasi maka logisnya dia harus
menerima dan bersiap – siap untuk di demonstrasi
- Terlalu banyak politikus
- Terlalu banyak PARPOL
- Banyak kalangan menilai bahwa
demonstrasi adalah obat alternatif yang jitu dan solusi tepat untuk
mengatasi seabreg problematika yang menyelimuti manusia
- Tingkat emosional masyarakat yang
relatif tinggi
- Krisis ekonomi yang berkepanjangan
- Rakyat kurang memahami kewajiban
mereka untuk membantu pemimpin dalam mewujudkan impian bangsa
- Pemerintah tidak berwibawa di mata
masyarakat
- Maraknya sikap sukuisme dan golongan
yang akhirnya memetakkan masyarakat
- Kebebasan yang melampai batas bagi
masyarat
- Suara mayoritas adalah standar
pengambilan keputusan
- Banyaknya oknum–oknum yang berusaha
menumbuhkan kebencian terhadap pemimpin
- Pendidikan masyarakat yang masih
rendah
- Semakin tipisnya rasa persatuan antar
warga negara
- semakin pudar pula rasa cinta dan
keperdulian terhadap negara
- Kecenderungan masyarakat banyak
menuntut, mengkritisi tanpa dasar dan solusi yang kuat
- Banyaknya pengangguran
- Lemahnya agama masyarakat
Apa yang tertulis di atas merupakan setumpuk PR
bagi kita semua, bukan hanya bagi pemerintah saja, sebagai warga negara yang
cinta pada tanah air harusnya kita merasa bertanggung jawab memikul beban ini
bersama, tentu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Yakinlah setiap diri
dari kita mampu perperan dalam menyelesaikan masalah ini, kini bukan saatnya
lagi berpangku tangan dan banyak mengkritik tanpa solusi, mulailah bergerak
dari diri kita, keluarga kita, saudara-saudara kita dan masyarakat di sekitar
kita. Namun perlu di ingat jika kita mendambakan kemuliaan dan kebahagiaan, mulailah
langkah perbaikan ini dengan mengenal agama isalm ini lebih dalam.
Hukum Demonstrasi dan Argumentasinya menurut pandangan islam :
Demonstrasi
merupakan masalah kontemporer yang belum dikenal sebelumnya di zaman Nabi, namun hal itu bukan
berarti dia tidak memiliki hukum dalam kaca mata syari’at, sebab agama islam
adalah agama yang sempurna dan mampu menjawab segala permasalahan dengan
dalil–dalil umum dan kaidah–kaidah fiqih yang telah dijelaskan para ulama. Alangkah
bagusnya ucapan Imam Asy–Syafi’i tatkala mengatakan, ” tidak ada suatu masalah
baru apapun yang menimpa seorang yang berilmu agama, kecuali dalam Al–Qur’an
telah ada jawaban dan petunjuknya. Seseorang yang mau menimbang hukum
berdasarkan cahaya Al–Qur’an dan As–Sunnah serta kaidah–kaidah fiqhiyyah maka akan kita dapati bahwasanya
demonstrasi hukumnya tidak boleh, berdasarkan beberapa argumen sebagai berikut
:
1.Demonstrasi Merupakan Perkara Baru Dalam Agama
Demonstrasi
merupakan perkara baru dalam agama dan tidak pernah dicontohkan dan
dipraktekkan oleh Nabi yang mulia. Tidak pernah Rosululloh dan para sahabatnya
berdemonstrasi dengan memasang spanduk, meneriakkan yel – yel dan sebagainya
kepada Abu Jahal atau lainnya. Padahal faktor pendorong untuk melakukannya
sudah ada pada zaman beliau, karena beliau dan para sahabatnya telah dizhalimi
dengan sangat mengenaskan, mereka disiksa, dibunuh, diboikot, dan lain
sebagainya. Namun sekalipun demikian beliau tidak menggunakan metode ini, maka
hal itu menunjukkan bahwa metode ini tidak membawa kebaikan sedikitpun.
2.Demonstrasi Termasuk Tasyabbuh Terhadap
Orang – Orang Kafir
Tidak
di perselisihkan lagi bahwa demonstrasi adalah hasil produk orang – orang kafir
yang sejak dahulu kala ingin membuat kerusakan di muka bumi.
3.Kerusakan yang Ditimbulkan Demonstrasi Lebih Banyak
Diantaranya
: Kerusakan, penjarahan, kemacetan, keluarnya kaum wanita di jalan – jalan,
bahkan tak jarang nyawa manusia
melayang.
4.Menyelisihi Sunnah Nabi Dalam Menasehati Pemimpin
Pemimpin
suatu negara adalah manusia biasa,mereka juga terkadang salah, maka kewajiban
kita memberikan nasehat dan mengingatkan. Ini adalah suatu kewajiban agama dan
amalan ibadah yang sangat utama. Nabi bersabda : ” Agama itu adalah nasehat,
Agama itu adalah nasehat. Agama itu adalah nasehat, ” Untuk siapa wahai
Rasulalloh? ” Beliau menjawab, ” Untuk Alloh, kitab –kitab-Nya, para Rasul-Nya,
para pemimpin kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin”.
5.Jembatan Menuju Pemberontakan
Imam
Al–Bukhari ( no. 7053 ) dan muslim ( no. 1849 ) telah meriwayatkan, bahwa
Rosululloh bersabda “ Barang siapa yang membenci sesuatu pada pemimpinnya maka
hendaknya dia bersabar, karena seorang yang keluar dari pemimpin satu jengkal
saja maka dia mati sepertinya matinya orang pada masa jahiliyyah.” Lalu
aksi demonstrasi berapa jengkal ? menghujat dan memberontak pemimpin tidak
harus dengan pedang, tetapi mencakup juga segala sarana menuju kepadanya
seperti mencela pemimpin, menyebarkan kejelekan pemimpin, dan termasuk juga
melakukan aksi demonstrasi.
Kita memang harus benar–benar
menghindarkan diri dari demonstrasi, demonstrasi sama sekali tidak mencerminkan
rasa cinta dan keperdulian kita pada negara seperti yang di dengung-dengungkan
para demonstran, demonstrasi memiliki dampak negatif yang sangat banyak
diantaranya :
1.Hilangnya Keamanan dan Ketentraman
Imam
Al- Mawardi berkata ” Ada enam faktor untuk menjadikan dunia menjadi aman dan
tentram yaitu agama, pemimpin yang kuat, keadilan yang menyebar, keaamanan yang
merata, kesuburan tanaman, dan semangat tinggi.”
2. Menghilangkan Wibawa Pemimpin
Sesungguhnya
Rosululloh telah menekankan kepada kita untuk menghormati pemimpin dan melarang
mencelanya.
3.Terbunuhnya Nyawa
Lihatlah
berapa nyawa yang terbang karena fitnah
ini. Mengapa mereka tidak berfikir bila seorang polisi atau aparat terbunuh
dalam aksi demo tersebut bukankah yang merugi juga kita semua?
4.Kerusakan Bangunan dan Jalan – Jalan
Betapa
banyak gedung atau pembangunan pemerintah dirusak, mobil – mobil dibakar, dan harta hilang, padahal bukankah hal ini akan
merugikan kita sendiri juga.
5.Mengakibatkan Kemacetan Kendaraan
Banyak dari para demonstran jika di tanya apa tujuan
mereka berdemo, mereka katakan kami ingin menyampaikan suara rakyat. Sekarang
kita tanyakan pada mereka, rakyat yang mana, dan apakah seperti ini ajaran
islam dalam menasehati pemimpin, jika benar demonstrasi ajaran agama islam
tentulah ini sangat tidak bersesusaiyan dengan karekter agama ini, islam agama
kasih sayang bukan agama anarkis, lalu bagaimana cara kita menasehati pemimpin?
Mari kita tanya pada Rosululloh.
Rosululloh shollallohu ’alaihi wa sallam bersabda :
” Barangsiapa yang hendak menasehati
penguasa, janganlah ia menampakkannya terang – terangan, akan tetapi hendaklah
ia mengambil tangannya, kemudian menyepi.Apabila penguasa itu mau menerima,
maka itulah yang dimaksud. Apibila tidak menerima, sungguh dia telah menunaikan
kewajibannya.
Saya menulis hal ini sebagai wujud cinta kepada tanah air, akhirnya
saya berdo’a : ”Ya Alloh,
jadikanlah negeri ini, negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku
dari menyembah berhala”. ( QS. Ibrahim : 35 )
Wallahu
a’lam bishshawab
Wassalamu
‘alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.
Maroji’ :
1. Demonstrasi Solusi atau Polusi oleh Ust. Abu Ubaidah As - Sidawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar