SURAT UNTUK SAUDARIKU
Teruntuk Saudariku
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh
Bismillah hirrahman nirrahim
Aku meminta kepada
Allah Ta’ala Yang Maha Mulia
Penguasa Arsy yang
sangat agung
Agar Allah Ta’ala
mencintaimu
Di dunia dan di
akhirat
Aku juga memohon
kepada Allah Ta’ala agar menjadikanmu
Memiliki kebaikan atau
keberkahan di manapun engkau berada
Aku berdo’a agar
Alloh menjadikanmu termasuk orang
Yang apa bila diberi
nikmat engkau bersyukur
Dan apabila diberi cobaan engkau bersabar
Dan apabila engkau
melakukan dosa engkau beristighfar
Sesungguhnya ketiga
hal ini adalah sumber kebahagiaan
Aku awali tulisanku
dengan bertaqorub kepada Allah Ta’ala
Memohon
bimbingan-Nya
Agar memudahkan lisan ini tuk sampaikan isi
hati melalui
Sebuah risalah sederhana ini
Melembutkan tutur kataku agar mudah engkau fahami tanpa
menggores luka di hati
Saudariku, ku ajak kau sejenak kembali mengenang masa lalu
dimana diibaratkan sebuah hari mungkin waktu itu adalah waktu dhuha dimana
matahari beranjak naik dalam bait hidup kita. Bersama kita tumbuh mencari arti
hidup dan jati diri dalam masa kecil yang aku rasakan begitu menyenangkan .
Hingga datang waktu dimana kita harus berpisah, guna melanjutkan cataan dalam
kehidupan kita masing-masing. Waktu terus berjalan tanpa kita saling tau satu
sama lain. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun turut
berganti. Hingga suatu hari kita di
pertemukan kembali oleh Alloh Ta’ala.
Tampak kita saling tertegun melihat perubahan yang ada, baik secara fisik
maupun tingkah laku. Harus kita sadari kita telah berubah, masing –masing dari
kita telah berganti menjadi sosok yang baru, aku layaknya orang asing bagimu
dan engkau layaknya orang asing bagiku, namun pertemanan tak bisa terhapus,
kita tetap berteman, saudara seagama.
Saudariku ijinkan aku perkenalkan kembali diri ini
Seiring berjalannya waktu dalam pencarian jati diri dan cara
pandang hidup, aku menemukan intan permata yang berdebu dan tak terurus dan aku
berharap engkaupun begitu. Begitu indah namun hanya segelintir manusia yang
dapat melihat keindahannya. Dialah
hidayah Islam, cahaya kehidupan yang sesungguhnya. Cahaya yang sempurna, dengannya malam tampak seperti siangnya. Alloh
Ta’ala berfirman tentang penyempurnaannya dan tentang keridhoan-Nya :
“ Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan
telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu
”. ( QS. Al Ma’idah : 3 )
Ini lah tongkat bagi si buta, ini lah lentera bagi gelap
gulita yakni bimbingan dari Alloh sebagai bentuk cinta-Nya pada hamba-Nya yang
dibawa oleh sebaik-baik manusia Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, dengan
berpegang padanya kita tak akan tersesat untuk selama-lamanya.
Alloh Ta’ala berfirman :
“ Jika datang kepadamu petunjuk-Ku, maka (
ketahuilah ) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak
akan celaka “. ( QS. Taha : 123 )
Inilah tongkat yang
harus selalu dipegang oleh si buta, lentera yang harus slalu kita bawa dikala gelap gulita dan ketahuilah kehidupan
ini akan senantisa diselimuti kegelapan kecuali bagi orang-orang yang senantiasa berpegang pada kasih sayang
Allah Ta’ala.
Saudariku, ku utarakan kepadamu, bawasannya aku kini
tetaplah sahabatmu yang dulu, akan tetapi aku ingin membangun persahabatan ini
di atas cahaya Allah Ta’ala, persahabatan yang sesuai syari’at-Nya. Kini kita
telah dewasa, jakun ku telah tampak, suaraku telah membesar dan getaran hati
saat memandang wanita atau saat mendengar suara wanita mulai terasa
sesakkan dada. Tak ada ikatan darah atau
persusuan diantara kita yang dapat membuat indah seyum di wajahmu, lembut
kulitmu dan lembut suaramu halal bagiku.
Islam agama nan sempurna, yang
kesempurnaannya ini mencakup segala hal, tak ada yang tidak diterangkan secara
gamblang dalam agama ini. Benarlah Salman Al Farisi radliyallahu ‘anhu tatkala
ditanya : “ Apakah nabimu sudah mengajarkan segala sesuatu sampai adab buang
air besar ?”,maka beliau menjawab : Ya, Rosululloh sudah mengjarkannya, beliau
melarang kami untuk menghadap dan membelakangi kiblat dan memerintahkan kami
untuk beristinjak dengan tiga batu dan melarang kami untuk beristinjak dengan
kotoran dan tulang.”
Begitu sempurnanya agama ini hingga sudah selayaknya kita
sebagai seorang muslim untuk mengikuti segala sesuatu berdasarkan agama ini,
berdasar Al-Qur’an dan Sunnah Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam dengan pemahaman
umat terbaik yakni para sahabat
radliyallahu ‘anhum, tak terkecuali dalam membina sebuah persahabatan. Karena
engkau wanita dan aku lelaki maka sudah selayaknya kita menyimak ajaran islam akan
batasan –batasan yang senantiasa harus kita jaga berikut ini :
1.Menutup aurot
Firman Alloh Ta’ala :“Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min “Hendaknya mereka menjulurkan pakaiannya keseluruh tubuh mereka” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu.” (QS. Al Ahzab : 59)
Sungguh seorang wanita akan tampak jauh lebih anggun dan terhormat jika mereka mau mengikuti syari’at nan agung ini.
2. Menundukkan pandangan
Firman Alloh Ta’ala :
“Katakanlah kepada orang-orang mu’min laki-laki agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka serta menjaga kemaluan mereka. Dan katakan kepada para wanita mu’minah, agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka dan menjaga farji mereka.” (QS. An Nur : 30-31)
Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu
selamatkanlah penglihatanku dari penyakit dan dari maksiat atau dari apa yang
tidak aku inginkan.
3. Tidak bersolek ala jahiliyah
Firman Alloh Ta’ala :
“Dan menetaplah kalian dalam rumah-rumah
kalian, dan janganlah bersolek seperti bersoleknya orang-orang jahiliyah
yang dahulu.” (QS. Al Ahzab : 33)
Dari Abu Huroiroh radliyallahu’anhu
berkata : “Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Ada
dua golongan manusia ahli neraka yang saya belum pernah melihatnya, yang
pertama : orang-orang yang memegang cambuk untuk memukul orang lain, yang kedua
:
Para wanita yang berpakaian tapi telanjang,
mereka berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan
pernah masuk surga dan tidak akan mendapatkan bau surga, padahal bau surga itu
dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Alangkah meruginya orang yang
semacam ini
4.Ada pembatas antara laki-laki dan
wanita
Firman Alloh Ta’ala :
“Dan
apabila kalian meminta sesuatu pada mereka (para istri Rosululloh ) maka
mintalah dari balik hijab. Karena yang demikan itu lebih suci bagi hati
kalian serta bagi hati mereka.” (QS.Al Ahzab : 53)
Ya Allah sungguh hamba-Mu ini telah
yakin, bawasanya Engkaulah penjaga hati ini dan Engkau lebih tau mana yang
lebih baik bagi hati ini.
5.Jangan berdua-duaan, karena yang
ketiganya adalah setan
Begitulah kira-kira bunyi hadits
Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam riwayat imam Ahmad dan Tirmidzi
dari Abu Huroiroh dengan sanad hasan,
Sungguh setan adalah musuh kita yang
nyata, ia akan selalu menampakkan kebaikan pada keburukan, dan ia tampakkan
keburukan di atas kebaikan.
6.Jangan lembutkan ucapan
Firman Alloh Ta’ala :
“Janganlah kalian (Para wanita) melembutkan
ucapan, sehingga akan rakus orang-orang yang punya penyakit hati, namun
ucapkanlah yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)
Saudariku, persembahkanlah ucapan
lembutmu bagi yang berhak atasnya.
7.Kulitmu masih haram bagiku
Dari Ma’qil bin Yasar berkata :
Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“Seandainya ditusuk pada kepala
salah seorang kalian dengan jarum besi panas, maka itu lebih
baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR.
Thobroni, Lihat As Shohihah : 226)
Sungguh diri kita bagai kilauan
permata, yang tidak semua orang berhak menyentuh
Saudariku, inilah batasan-batasan
syari’at yang harus kita jaga, agar menjadiakan persahabatan kita, persahabatan
yang diridai oleh Allah Ta’ala. Saudariku, jika kita memang tidaklah mampu
menjaga batasan-batasan dari syari’at agama kita ini, atau paling tidak kita
merasa terancam terjerumus pada salah satunya, maka mari kita bersama-sama
bulatkan tekat meluruskan hati pada jalan Ilahi guna meninggalkannya.
Sesungguhnya tali persaudaraan diantara kita, umat Islam jauh lebih agung.
Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa
sallam telah bersabda :
“ Janganlah kalian saling membenci,
dan janganlah kalian saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Alloh
yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh
menghina dan merendahkannya. Cukup bagi seseorang (dikatakan) berbuat jelek jika
merendahkan saudaranya sesame muslim.
Seluruh muslim atas muslim yang lain adalah haram darahnya, hartanya, dan
kehormatannya.”
Beliau juga bersabda :
“ Seorang mukmin bagi mukmin yang
lain seperti satu bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lainnya.”
Dan sesungguhnya wahai saudariku,
hak seorang muslim atas muslim yang lain amatlah begitu banyak, namun barang
kali makna yang telah mencakup semuanya itu adalah sabda beliau :
“ Seorang muslim adalah saudara
muslim yang lain.”
Andai bilamana kita hendak melaksanakan
konsekuensi persaudaraan tersebut, pasti kita akan mengusahakan segala
kebaikan, dan menjauhkan segala hal yang membahayakan bagi saudara kita. Inilah
tali persaudaraan yang amatlah agung dari agama kita yang sempurna ini.
Diakhir risalah yang sederhana ini, saya
berdo’a semoga kita selalu diberi kemudahan untuk berjalan di atas agama yang
hak, berdasar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai mana yang dipahami oleh para
sahabat ridliyallahu ‘anhum.
Seuntai nasehat dari Rasul kita :
Hiduplah
Laksana Seorang Pengembara
Dari Ibnu
‘Umar Radliyallahu ‘anhu, ia berkata, “ Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam
pernah memegang pundakku, lalu bersabda, ‘ Jadilah engkau di dunia ini seperti
orang asing atau pengembara.”’
Ibnu ‘Umar
Radliyallahu ‘Anhu berkata, “ Apabila kamu berada pada waktu sore, maka
janganlah kamu menunggu hingga pagi hari, dan apabila kamu berada pada waktu
pagi, maka janganlah kamu menunggu hingga waktu sore hari. Manfaatkanlah waktu
sehatmu sebelum datang waktu sakitmu dan manfaatkan hidupmu sebelum dating
kematianmu.” (Riwayat Bukhari)
Ya Alloh, tunjukkanlah kepada kami sebuah kebenaran itu sebagai sesuatu yang
benar dan berilah kami kekuatan untuk menjalankannya. Dan tunjukkanlah kepada
kami sebuah kesalahan itu sebagai sesuatu yang salah dan berilah kami kekuatan
untuk meninggalkannya.
Wallahu
a’lam bishshawab
Wassalamu
‘alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.