Selasa, 28 Januari 2014

Kesehatan Maternal
Oleh : Drs. Bambang Hariyadi, M.Kes.

          Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat :
1. Kehamilan terlalu dini : Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa? karena tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
2. Kehamilan terlalu “telat” : Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan. Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya. Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang.
3. Terlalu sering hamil dan melahirkan : Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi.


         Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda-metoda KB. Wanita dapat memilih untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian tanah yang adil, sumberdaya kurang, dan keuntungan sosial tipis. anak-anak membantu pekerjaan orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya orangtua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak).
          Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa banyaknya anak justru makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. banyak orangtua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak; tidak mampu memberi mereka penghidupan yang layak; tak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka.
          Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya. Yang jelas, tak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun), akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan di miliki, dan kapan akan hamil.
         Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan sendiri. Kalau seorang ibu sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar dapat memilih dengan tepat, dan harus mempelajari untung-rugi tiap metoda lebih dahulu.

Ada 5 corak metoda KB:
1. Metoda perintang, yang bekerja dengan cara menghalangi sperma dari   pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan).
2. Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.
3. Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
4. Metoda alamiah, yang membantu ibu mengetahui kapan masa subur, sehingga dapat menghindari hubungan seks pada masa itu.
5. Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan pasangan tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.

ALAT KONTRASEPSI BERUPA PIL
Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception).
Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
• Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
• Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
• Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan


        Bila ibu disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.

MANFAAT TAMBAHAN OC
Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu seperti:
1. Manfaat penyembuhan OC :
Menyembuhkan kelainan menstruasi. Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain:
• Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)
• Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)
• Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
• Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).
2. Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.
3. Mengatasi masalah hiper-androgenisme

Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit (± 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido).
      Wanita usia reproduktif (± 15 – 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan:
• Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair pattern)
• Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh.


        OC istimewa mengandung CPA (Ciproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat.

AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM) DISEBUT JUGA IUD
      Cara ini efektif dan berjangka panjang, bisa sampai 10 tahun. Cara kerjanya adalah mencegah bertemunya antara sel sperma dan sel telur, sehingga tidak terjadi pembuahan (kehamilan). 
Waktu penggunaannya adalah setiap saat asal dipastikan tidak hamil.

TUBEKTOMI/MOW (MEDIS OPERATIF WANITA) DAN VASEKTOMI/MOP (MEDIS OPERATIF PRIA). 
Metode ini lebih efektif dibandingkan  metode  lain. Pada KB cara ini saluran sperma (mop) atau saluran telur (mow) dipotong kemudian diikat, sehingga sel telur tidak bisa bertemu dengan sel sperma. 
Cara ini dapat dikatakan permanen, artinya harus benar-benar dilakukan dengan sukarela dan tidak ingin punya anak lagi. Kontap sangat praktis, karena sekali tindakan untuk selamanya. 
Setelah tindakan ini, pada mow, ibu masih mendapat haid,dan pada mop, air mani masih tetap keluar seperti biasanya, tapi sudah tidak mengandung sel mani lagi, jadi tidak bisa menyebabkan kehamilan. 
Untuk MOP, kini dapat dilayani secara gratis sebagai salah satu bentuk program BKKBN. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi kantor perwakilanBKKBN Provinsi Kepri. Salam KB 2 anak lebih baik.

           Banyak orang bilang KB dapat mempengaruhi ASI hingga banyak ibu yang menundanya. Ada pula yang beranggapan, ber-KB haruslah menunggu haid pertama setelah bersalin. Ber-KB sesegera mungkin sebenarnya lebih baik selama tak ada masalah dengan pulihnya rahim.  Sebenarnya, memberi ASI eksklusif menjadi salah satu cara KB alami karena dapat menekan kesuburan. Makin sering menyusui, Anda makin terlindungi dari kehamilan. Namun Sekitar 10 persen ibu yang memberi ASI eksklusif bisa juga hamil, hingga cara ini tak 100 persen aman, dan dianjurkan untuk dikombinasi dengan kontrasepsi lain.

          Sebaiknya, sebelum melahirkan, ibu sudah mempersiapkan kapan dan metode kontrasepsi apa yang diinginkan karena pastinya ibu sudah direpotkan dengan berbagai hal setelah melahirkan. Para ahli menganjurkan akhir masa nifas ibu sudah mantap dengan metode KB yang dipilihnya.
Keuntungan Kontrasepsi Menyusui
Ibu bisa mendapat keuntungan kontrasepsi dari menyusui bila :
- Memberikan ASI eksklusif
- Menyusui sesering dan selama mungkin siang dan malam sesuai keinginan bayi
- Mendahulukan memberi ASI sebelum waktu makan si kecil
- Tetap menyusui meski ibu atau si kecil sedang sakit
- Menghindari pemakaian botol atau empeng atau nipple shield
- Tidak mengalami haid sama sekali setelah delapan minggu setelah melahirkan
- Bayi masih di bawah usia enam bulan



Memilih kontrasepsi saat menyusui
Pil kontrasepsi
          Pil KB kombinasi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron tidaklah dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengurangi produksi ASI. Bila ibu tak cocok dengan cara KB yang lain sedangkan ibu menyusui, lebih baik memilih pil KB yang hanya mengandung turunan hormon progesteron (mini pil). Sebuah studi menunjukkan mini pil ini tidak mempengaruhi ASI dibandingkan pil kombinasi. Efek kontrasepsi mini pil yang lebih lemah bisa dibantu dengan memberi ASI eksklusif, dan bila ibu sudah berhenti menyusui, barulah menggantinya dengan pil kombinasi.

KB suntik atau implant
        Karena hanya mengandung hormon turunan progesteron, KB suntik pada prinsipnya sama dengan mini pil. KB suntik memiliki efek lebih panjang dan disuntikkan pada periode tertentu saja (satu bulan atau 2-3 bulan). Konon, saat penyuntikan dengan dosis tinggi, hormon yang masuk ke ASI akan meningkat, namun menurut studi hal ini tidak merugikan si bayi.
KB implant merupakan jenis KB hormonal yang bersifat jangka panjang. KB dilakukan dengan memasukkan sejenis selongsong berisi hormon ke bawah kulit, dan akan diambil bila ibu menginginkannya atau setelah lima tahun.
Efeknya sama dengan KB suntik.
WHO menyarankan ibu yang menyusui eksklusif mulai memakai kontrasepsi berisi hormon turunan progesteron ini enam minggu setelah melahirkan.

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
        Sampai saat ini, AKDR menjadi pilihan pertama untuk ibu yang masih menyusui namun belum ingin kontrasepsi mantap.Selain keluhan yang minimal, AKDR tidaklah berpengaruh pada ASI karena bekerja secara lokal di dalam rahim. Pemasangan AKDR tidaklah perlu menunda waktu, bisa dilakukan pada akhir nifas, biasanya saat satu bulan tujuh hari setelah ibu bersalin. Sebab, bila diberikan lebih awal, risiko AKDR untuk terlepas (ekspulsi) lebih besar.

Metode kontrasepsi lain
       Beberapa ibu memilih untuk mengkombinasi ASI eksklusif dengan metode KB sederhana seperti kondom, diafragma, atau senggama terputus. Kedua metode ini akan saling melengkapi selama proses menyusui dilakukan dengan benar. Ingatlah untuk mengganti metode KB bila ibu tak lagi menyusui secara eksklusif karena metode-metode ini memiliki efektifitas yang rendah.
Pada ibu yang tak ingin punya anak lagi, kontrasepsi mantap yaitu dengan mengikat saluran rahim bisa dilakukan dalam 24 jam pertama setelah melahirkan. Kontrasepsi mantap juga bisa dilakukan pada pasangan dengan mengikat saluran sperma.
Pilihan terbaik KB saat menyusui
1. Bila sudah tak ingin punya anak lagi, lakukan kontrasepsi mantap
2. AKDR
3. Suntik KB depoprovera
4. KB implant
5. Mini pil atau cara sederhana lain
6.Pil kombinasi adalah pilihan terakhir, digunakan bila ibu tak lagi menyusui atau anak sudah diberi makanan padat. Pilihlah yang kandungan estrogennya rendah.


Pil KB yang mengandung estrogen, progesteron sudah dilengkapi dengan hormon antiandrogen Kombinasi hormon three in one berdosis rendah ini berfungsi mencegah ovulasi, meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma, dan membuat dinding rongga rahim tak siap menerima hasil pembuahan. Bila dilakukan secara benar dan rutin, akurasi kontrasepsi ini mendekati 100 persen.
Macam-macam Kontrasepsi


Sterilisasi
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh Ginekolog (dokter kandungan), Efektif jika ingin melakukan pencegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.


Teknik
1. Coitus Interruptus (Senggama Terputus)
Ejakulasi dilakukan di luar vagina. Efektifitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi. Orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar.
2. Sistem Kalender (Pantang Berkala)
Tidak melakukan senggama pada masa subur. Perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup sampai 48 jam setelah ejakulasi. Efektifitasnya 75-80%. Faktor kegagalan terjadi karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga perhitungan tidak akurat.
3. Prolonged Lactation
Atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi. Otomatis tidak akan hamil. Tapi begitu ibu hanya menyusui < 6 jam/hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar


Mekanik
1. Kondom
         Efektif 75-85%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir/barrier sperma. Kegagalan umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina. Kekurangan metode ini :
- Mudah robek bila tergores kuku atau benda tajam lainnya
- Membutuhkan waktu pemasangan
- Mengurangi sensasi seksual
2. Spermatisida
Bahan kimia aktif untuk membunuh sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama. Efektifitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas , 6 jam setelah senggama.
3.Vaginal Diafragma
Lingkaran cincin dilapisi karet flesibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektifitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapi efektifitas 80%. Cara ini bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat dilepas(< 8 jam) setelah senggama.
4. IUD (Intra Uterine Device)
Terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektifitasnya 92-94%. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri pada perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
IUS (Intra Uterine System) bentuk konrasepsi terbaru, cara kerja sama dengan IUD, nilai plusnya : Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan menimbulkan perdarahan lebih kecil. Menstruasi jadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan waktu haid lebih singkat)


Hormonal
        Fungsi utama, mencegah kehamilan (karena menghambat ovulasi). Kontrasepsi ini juga biasa digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesterone, serta androgen dalam tubuh. Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada pada setiap blisternya, suntikan, susuk yang ditanam untuk periode tertentu, Koyo KB atau spiral berhormon.


         Setiap pasangan suami istri (pasutri) yang baru menikah, berhak menunda kehamilan. Namun, ada baiknya memilih kontrasepsi yang tepat berdasarkan anjuran dokter, untuk menghindari infertilitas atau sulit hamil pada saat sudah menginginkan kehadiran sang bayi. Pasalnya, tak jarang kesuburan sang wanita jadi berkurang setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi. Akibatnya, ya jadi sulit hamil. Perlu diketahui, melahirkan pada usia 35 tahun ke atas berisiko tinggi bagi calon ibu.
            Kenapa kesuburan wanita jadi berkurang pasca menggunakan alat kontrasepsi?
Ber-KB sementara yang berujung pada kondisi sulit hamil, sebenarnya merupakan teka-teki besar bagi dunia kesehatan. Majalah Health Journal memaparkan, 48% perempuan muda yang menggunakan pil antihamil dan spiral KB (IUD) selama 2-4 tahun, mengalami sulit hamil saat menginginkan anak pertama. Sejumlah spesialis infertilitas Barat pun kemudian melakukan penelitian untuk mengetahui penyebabnya.
Mereka menemukan fakta, faktor antibodi antisperma pada wanita bisa memicu kegagalan kehamilan. Kondisi ini terjadi lantaran pemerosotan potensi sperma dalam membuahi ovum (sel telur) dalam tubuh wanita. Muncul dugaan kuat bahwa penggunaan alat kontrasepsi seperti pil atau suntik KB – yang berisi hormon penolak pembuahan — serta IUD dalam jangka waktu tertentu jadi penyebab meningkatnya antibodi antisperma.
        Sejak lahir, setiap manusia normal memang dibekali suatu sistem imunologi yang berpotensi melindungi tubuh terhadap berbagai serangan penyakit, termasuk jenis-jenis penyakit seksual.
Pada tubuh pria pun bisa timbul antisperma yang merupakan fenomena autoimun, atau akibat sistem imun membentuk antibodi terhadap antigen tubuhnya sendiri, yakni sperma. Sebaliknya, wanita tidak mempunyai unsur antigen yang terkandung seperti pada sperma maupun komponen plasma semen. Namun, begitu wanita berhubungan seksual dengan pria, dalam tubuhnya akan terbentuk antibodi antisperma terhadap antigen sperma. Pada tingkat tertentu, antibodi masih bisa ditembus oleh sperma berkualitas baik (cepat dan kuat) untuk membuahi sel telur hingga menghasilkan kehamilan.
         Walaupun hanya satu sperma yang bakal membuahi sel telur, menurut teori kedokteran, dibutuhkan puluhan juta (minimal 20 juta) sperma agar kemungkinan terjadinya pembuahan lebih besar. Pasalnya, perjuangan untuk bisa mencapai sel telur luar biasa beratnya bagi kebanyakan sel sperma. Selama dalam perjalanan panjang menuju indung telur, banyak sperma berguguran. Namun, belakangan para androlog tidak lagi berpatokan pada teori ini, yang terpenting bukan jumlahnya, melainkan kualitas spermanya. Walaupun sang suami hanya memiliki 5-6 juta sperma, tapi kalau gerakannya cukup gesit, bisa saja membuahi sel telur. Yang jadi masalah, kalau jumlah sperma sedikit dan gerakannya lamban. Ya, mereka akan berguguran sebelum mencapai tujuan!
        Pada pasangan yang menggunakan kontrasepsi seperti pil dan suntik KB, walaupun terjadi kontak antara sperma dan sel telur dalam tubuh wanita, pembuahan takkan terjadi. Sedangkan pada KB IUD (spiral) pembuahan bisa terjadi, namun biasanya langsung gugur.
Menurut para pakar dalam penelitian tadi, selama penggunaan alat kontrasepsi, pembentukan antibodi terhadap sperma akan terus terbentuk. Bahkan, semakin lama kadarnya semakin tinggi dan pertahanannya semakin kuat. Diduga, inilah pemicu utama kesulitan mendapatkan keturunan.
          Dengan kata lain, dalam tubuh si wanita telanjur timbul “kontrasepsi alami”, atau tercipta antibodi kuat penolak kehadiran sperma yang hendak membuahi sel telurnya. Kalaupun sampai terjadi pembuahan, bisa jadi, akan membentuk efektor imun lebih dahsyat. Efektor imun adalah sistem imun seluler (yang dibawa oleh leukosit, makrofag, dan lain-lain) yang mampu menimbulkan peradangan terhadap janin dan plasenta yang mulai berkembang dalam rahim sang ibu. Penolakan imun ini bisa berujung pada keguguran.
         Jika pascapenggunaan kontrasepsi mengalami kesulitan hamil, pasutri dianjurkan menjalani terapi kondom atau “sarung KB”. Jadi, setelah setop menggunakan obat antihamil, selama 6-10 bulan berikutnya, sebaiknya menggunakan sarung KB.
Selama itu antibodi akan menurun, dan terjadi pembersihan sehingga ia tak ada lagi di daerah organ reproduksi sang istri. Saat pemanfaatan sarung KB dihentikan, pada masa subur sperma akan bermigrasi sampai ke saluran indung telur untuk menjumpai ovum tanpa hambatan apa pun.
          Memang, hasil penelitian soal antibodi antisperma sebagai biang keladi tadi masih berlumuran pro-kontra. Kalaupun penyebabnya masalah antibodi yang meningkat, belum tentu hanya gara-gara kontrasepsi itu, tapi mungkin juga karena dalam tubuh wanita secara alami terbentuk antibodi antisperma yang kuat.
Karenanya, kalaupun pasangan muda ingin menunda kehamilan, sebaiknya menggunakan cara yang lebih aman, yaitu dengan kondom. Ia akan mencegah pembuahan sekaligus mencegah kontak antara antigen suami dengan sistem imun istri, sehingga antibodi pada tubuh istri tidak meningkat.
Tapi, kalau mau lebih aman lagi, sebaiknya pasangan suami istri tidak menunda masa kehamilan. Jadi, miliki satu anak dulu, barulah ber-KB.


METODE KONTRASEPSI ALAMI
       Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim.

Plus:
* tidak ada efek samping
* ekonomis

Minus:
* Angka kegagalan tinggi. Faktanya, 10 – 30 dari 100 wanita, hamil setiap tahun.
* Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.


METODE KONTRASEPSI DENGAN ALAT
Bisa dibagi menjadi:
1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai beberapa tipe, antara lain Copper T380A, Nova T, dan beberapa AKDR yang diberi hormon (mirena, Levo Nova).

Plus:
* Angka perlindungannya cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun.

Minus:
* Mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan kehamilan di luar kandungan.
* Komplikasi perforasi (lubang) uterus.
* Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.

2. Kontrasepsi Dengan Metode Perintang
Yang paling umum digunakan adalah kondom, diafragma, dan spermisida.

Kondom
Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut.

Plus:
* Aman dipakai
* Mudah didapat
* Cukup efektif bila digunakan dengan benar.
* Dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis B HIV/AIDS.

Minus:
* Ada risiko robek. Oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai. Kondom yang baik terasa licin dan basah. Jangan gunakan kondom yang bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat pada bungkus plastiknya.
* Angka kegagalan tinggi, yaitu 3 – 15 per 100 wanita per tahun.


Diafragma
Berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim.
Plus:
* Dapat dipakai berkali-kali.
* Melindungi dari kehamilan dan penyakit menular seksual hepatitis B HIV/AIDS.

Minus:
* Angka kegagalan tinggi, yaitu 5 – 20 per 100 wanita per tahun.
* Sulit dipasang.

Spermisida
Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, krim, jeli, dan spons. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim.

Plus:
* Tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh.

Minus:
* Angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun.
* Tidak memberi perlindungan terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia, gonorrhea.
* Bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina.
* Tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma.


3. Metode KB Hormonal
Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron atau hanya progesteron saja.

Pil KB Terpadu
Umumnya mengandung hormon gestagen dan estrogen sintetik. Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35 mikrogram dan 1 miligram progesteron.

Plus:
* Mudah didapat

Minus:
* Harus diminum setiap hari.
* Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu:
- ibu menyusui
- perokok
- berusia 40 tahun ke atas
- memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya.

* Menimbulkan efek samping:
- terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid.
- mual-mual
- sakit kepala


Pil KB Mini
Beda dengan pil KB terpadu, pil ini hanya mengandung gestagen saja.

Plus:
* Dapat digunakan untuk ibu menyusui
* Mudah didapat

Minus:
* Memiliki efek samping yaitu:
- pendarahan tidak teratur
- haid tidak datang
- terkadang muncul sakit kepala


Suntikan
Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya terjadi karena ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.

Yang perlu diketahui, jika kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa hamil kembali.
Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1-3 bulan sekali, yaitu:

* Suntikan progestin;
Plus:
* Bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang tidak boleh memakai tambahan estrogen.

Minus:
* Memiliki efek samping:
- pendarahan tidak teratur
- haid tidak datang
- berat badan bertambah

* Suntikan terpadu


Susuk
          Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan. Ada 2 jenis:
- Norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata pertahun hanya kurang dari 1 %.
- Implanon: kontrasepsi yang terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.

Plus:
* Sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun.
* Bisa digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen.
* Bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan.
* Walau dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu.

Minus:
* Susuk lebih gampang dipasang
daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki.
* Susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan:
- Pengidap kanker atau benjolan keras di payudara
- Haidnya sudah terlambat datang
- Mengalami perdarahan abnormal dari vagina
- Penderita sakit jantung
- Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang

METODE KONTRASEPSI LAKTASI
Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus.
Plus:
* Ekonomis.
* Mengurangi perdarahan pascamelahirkan.
* Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.

Minus:
* Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
* Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.


METODE KONTRASEPSI DARURAT (PASCASANGGAMA)
        Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim).
Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya.

Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat:
* Estrogen:
Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping.

* Estrogen-progesteron:
Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.

* Gestagen:
Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama.

* Danazol:
Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping.

* Antiprogestin:
Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Efektivitasnya lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama.
- Untuk menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid.
- Bila tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan.
- Setelah menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai datang siklus haid berikut.

- Bila embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu telah dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR dari tembaga.
Minus:
* Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah. Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin.


METODE KONTRASEPSI MANTAP
        Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi.
Tubektomi
Plus:
* Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,1/100 wanita per tahun.

Minus:
* Bersifat permanen
* Tidak terlindung dari penyakit menular seksual

Vasektomi
Plus:
* Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,3/100 wanita per tahun.

Minus:
* Bersifat permanen.

* Tidak terlindung dari penyakit menular seksual.

SESUAIKAN DENGAN USIA
         Pemilihan alat kontrasepsi perlu disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan 20-35 tahun disarankan menggunakan kontrasepsi pil atau kondom. “Alat Kontrasepsi Dalam Rahim seperti IUD atau Spiral adalah pilihan kedua untuk menghindari terjadinya risiko infeksi pada rahim.”
Dengan alasan yang sama pula, AKDR sebaiknya tidak digunakan bagi perempuan yang belum pernah memiliki momongan. IUD/Spiral bisa dipakai perempuan yang telah mempunyai anak atau telah berusia di atas 30 tahun. Sedangkan bagi perempuan di atas 40 tahun jangan menggunakan kontrasepsi pil. “Pil KB biasanya menggunakan hormon estrogen dan atau gestagen sintetik.”
         Untuk mengonsumsi pil ini dibutuhkan fungsi hati yang cukup bagus, sementara fungsi hati pada wanita di atas 40 tahun biasanya sudah berkurang. Lebih baik, gunakan AKDR atau Kontap (kontrasepsi mantap), seperti tubektomi atau vasektomi.

SADARI RISIKONYA
        Seperti sudah diketahui, kecuali kontrasepsi mantap, pilihan lainnya hanya menjamin di atas 90%. Artinya, masih ada peluang sekitar 1-10% terjadinya kehamilan.
Contohnya ada seorang pria di Amerika yang merasa heran istrinya bisa hamil lagi padahal selama berhubungan dia menggunakan kondom. Ketika menuntut produsen kondom merek itu, diketahui bahwa efektivitas kondom tersebut hanya 99% dan itu sudah tertulis dalam kemasannya. Kebetulan pasangan inilah yang mendapat “kehormatan” untuk menjadi konsumen yang 1% tadi.
         “IUD sesuai namanya : Intra Uterine Device, berarti alat yang dimasukkan ke uterus (rahim). Kita menyebutnya spiral, karena dulu baru keluar yang bentuknya melingkar – lingkar seperti spiral. Tapi sekarang bentuknya sudah tidak melingkar – lingkar lagi, tetapi seperti huruf T sedangkan pil tidak termasuk IUD. Memang efek dari penggunaan IUD tergantung dari kondisi tubuh masing – masing.  

          Prinsip awalnya KB adalah mengatur kehamilan. Tiap orang punya alasan masing-masing. Secara medis, KB dapat dilakukan secara hormonal dan non hormonal. Hormonal menggunakan beberapa media: pil KB, suntik KB,
dan susuk KB (implant di lengan atas). Sedangkan non hormonal berupa:
spiral/IUD, kondom (oleh suami), dan operasi/pembedahan, yaitu
tubektomi dan vasektomi.
         Biasanya pada usia dengan kemampuan reproduksi optimal (20 – 30 tahun), dokter menyarankan menggunakan hormonal, tetapi jika sudah masuk usia risiko tinggi (> 35 tahun), kecenderungan bergeser pada tindakan ‘sterilisasi’ (tubektomi). Atau
pada usia reproduksi optimal, namun jumlah anak lebih dari tiga (multipara), apalagi jika jaraknya berdekatan, ditambah dengan kehamilan yang bermasalah pada tiap kehamilan, atau sekalipun anak baru satu dengan gangguan kesehatan yang berisiko jika memiliki anak lagi, dokter bisa menyarankan tindakan tubektomi.


KB juga berkontribusi terhadap penurunan AKI

dan AKB, yaitu menghindari risiko kehamilan 4-

terlalu. Faktor risiko kehamilan empat terlalu

(4T) pada ibu berkaitan dengan umur ibu pada

waktu melahirkan kurang dari 20 tahun (terlalu

muda), umur ibu pada waktu melahirkan di atas

35 tahun (terlalu tua), ibu yang telah mengalami

4 kali kehamilan atau lebih (terlalu banyak), ibu

yang mempunyai jarak kelahiran dengan

persalinan sebelumnya kurang dari 24 bulan

(terlalu dekat).

Untuk mengkaji kejadian risiko kehamilan

“4-terlalu“, seseorang ditentukan oleh niat; dan

niat dipengaruhi oleh sikap dan norma sosial

yang biasanya dipengaruhi oleh faktor

pengetahuan, keyakinan dan faktor demografis.

Notoatmodjo, dkk. (1989)4 menyatakan bahwa

merubah atau memotivasi seseorang untuk mau

menerima suatu kebiasaan baru bukanlah hal

yang mudah. Hal ini berkaitan dengan proses

inter-personal, yaitu apa keuntungan yang akan

diperoleh bila menerima kebiasaan baru

tersebut. Proses inter-personal, yaitu apakah

dengan menerima gagasan baru itu tidak

tersisih dari kelompoknya. Nilai-nilai yang dianut

seseorang bukan saja berdasarkan apa yang

dialami dan dianggap baik oleh dirinya tapi juga

nilai tersebut telah dianut bersama ole````````````````````````````````````````````````h

kelompok dan masyarakat.

Perilaku manusia sebenarnya merupakan

refleksi dari beberapa gejala kejiwaan. Apabila

ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan tersebut

diatas ditentukan dan dipengaruhi oleh berbagai

faktor lain, di antaranya adalah faktor

pengalaman, keyakinan, sarana fisik, sosio

budaya masyarakat dan sebagainya. 

 

Macam-macam alat kontrasepsi

         Berikut ini adalah beberapa macam alat-alat kontrasepsi yang dipakai dan beredar pada saat sekarang ini. Macam-macam alat kontrasepsi tersebut antara lain adalah :
• Alat Kontarepsi Berupa Kondom
• Alat Kontarepsi Berupa Diagfragma
• Alat Kontarepsi Berupa Susuk KB
• Alat Kontarepsi Berupa Suntikan KB (KB Suntik)
• Alat Kontarepsi Berupa Pil KB

 

ALAT KONTRASEPSI BERUPA KONDOM
        Kondom adalah suatu alat kontrasepsi berupa sarung dari karet yang diselubungkan ke organ reproduksi lelaki, yang bekerja dengan cara mencegah sperma bertemu dengan sel telur sehingga tidak terjadi pembuahan. Kondom merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang sering di-gunakan. Kondom juga bisa digunakan untuk melindungi pasangan dan diri sendiri dari virus HIV dan penyakit menular seksual.

         Aman atau efektifnya pemakaian kondom sebagai alat pencegah kehamilan dan pencegah penyebaran penyakit ternyata tergantung pada cara pemakaiannya. Jika kondom dipakai secara tepat dan benar, maka kondom akan dapat melindungi. Jika dipakai secara asal-asalan, ada kemungkinan kegagalan penggunaan kondom, yakni meski sudah digunakan, tetap saja  dapat hamil atau terinfeksi penyakit menular seksual.

         Karena kalau penis sudah tidak dalam keadaan ereksi, kondom akan menjadi longgar dan sperma yang sudah tertampung tadi bisa merembes keluar dan dapat membuahi. Kesalahan pemakaian kondom yang lain adalah membuat kondom robek, misalnya karena kena kuku atau ikut robek saat membuka plastiknya. Kondom yang sudah digunakan harus segera dibuang dan tidak boleh dipakai lagi. Perhatikan juga tanggal kadaluarsanya, karena berkaitan dengan elastisitas kondom tersebut.

       Menurut penelitian, kondom terbukti memiliki kemungkinan kegagalan sebesar 2-3%.  Karena itu, untuk meningkatkan efektifitas kondom, lebih baik gunakan bersama-sama dengan alat kontrasepsi lain, misalnya spermisida. Spermisida adalah senyawa kimia yang berfungsi membunuh sperma, bentuknya bisa berupa jeli, krem, sampai busa atau tablet yang harus dimasukkan ke dalam vagina.

 

ALAT KONTRASEPSI BERUPA SUSUK KB (IMPLAN)
Susuk: Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.

Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.            

 

         Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Jika Implant dicabut kesuburan bisa pulih dan kehamilan bisa terjadi.

          Cara pencabutan Implan hampir sama dengan pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Sebelum pemasangan Implan sebaiknya kesehatan Ibu diperiksa terlebih dahulu,dengan tujuan untuk mengetahui apakah Ibu bisa memakai Implan atau tidak.

Cara Kerja
Sama dengan pil namun susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas. Implan mengandung progesteron yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh.
Efektifitas
• Lendir serviks menjadi kental
• Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
• Mengurangi transportasi sperma
• Menekan ovulasi
• 99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)

Indikasi Susuk KB
• Pemakaian KB yang jangka waktu lama
• Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat.
• Tidak dapat memakai jenis KB yang lain

Yang Harus Ibu Lakukan Setelah Pemasangan Implan
Daftarkan diri segera ke Pos KB Desa atau pusat pelayanan kesehatan lainya, agar dapat dibantu mengingatkan pada saat jatuh tempo pencabutannya. Sesudah pemasangan mungkin Ibu mengalami sedikit nyeri dibekas tempat pemasangan, Ibu tidak usah khawatir, karena rasa nyeri akan hilang dalam satu atau dua hari. Sesudah 5 Tahun Implan harus dicabut, dan apabila berniat memakai implant kembali maka implant dapat dipasangkan lagi.

Keuntungan
• Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah pemasangan.
• Melindungi wanita dari kanker rahim.
• Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui.
• Tidak mengganggu aktivitas seksual.
• Daya guna tinggi
• Perlindungan jangka panjang

• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
• Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
• Bebas dari pengaruh estrogen
• Tidak menggangu kegiatan senggama
• Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
• Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
• Mengurangi nyeri haid
• Mengurangi jumlah darah haid
• Mengurangi/memperbaiki anemia
• Melindungi terjadinya kanker endometrium
• Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara
• Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul
• Menurunkan angka kejadian endometriosis.


Kelemahan
Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba. Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), ipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

Keluhan-Keluhan yang Dapat Timbul akibat Pemasangan
• Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual, pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan
• Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan
• Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS
• Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan
• Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsy
• Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun)
• Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi.
• Hematoma/pembekakan dan nyeri.

 

Efek Samping
Gangguan pola Haid :
• Tidak haid
• Pendarahan yang tidak lama
• Kemungkinan infeksi pada bekas luka pemasangan
• Perdarahan
• Siklus menstruasi lebih panjang
• Rambut rontok
• Gairah seksual turín
• Jerawat dan depresi.

Manfaat-manfaat KB
             Setiap tahun, ada 500.000 perempuan meninggal akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan (aborsi) yang tak aman. KB bisa mencegah sebagian besar kematian itu. Di masa kehamilan umpamanya, KB dapat mencegah munculnya bahaya-bahaya akibat :
1. Kehamilan terlalu dini : Perempuan yang sudah hamil tatkala umurnya belum mencapai 17 tahun sangat terancam oleh kematian sewaktu persalinan. Mengapa? karena tubuhnya belum sepenihnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun.
2. Kehamilan terlalu “telat” : Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan. Kehamilan-kehamilan terlalu berdesakan jaraknya. Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang.
3. Terlalu sering hamil dan melahirkan : Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi.

 

        Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya. Yang jelas, tak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan kapan akan hamil.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri.

Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari untung-rugi tiap metoda lebih dahulu.

Ada 5 corak metoda KB:
1. Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari   pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan).
2. Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.
3. Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
4. Metoda alamiah, yang membantu Anda mengetahui kapan masa subur Anda, sehingga Anda dapat menghindari hubungan seks pada masa itu.
5. Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan Anda tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.

 

ALAT KONTRASEPSI BERUPA PIL
       Pil Kontrasepsi Kombinasi (OC / Oral Contraception).
Berupa kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:
• Mencegah ovulasi (pematangan dan pelepasan sel telur)
• Meningkatkan kekentalan lendir leher rahim sehingga menghalangi masuknya sperma
• Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan

 

           Bila pasien disiplin minum OC-nya, bisa dipastikan perlindungan kontrasepsi hampir 100%. Selain itu, OC merupakan metode yang paling reversibel, artinya bila pengguna ingin hamil bisa langsung berhenti minum pil dan biasanya bisa langsung hamil dalam 3 bulan.

MANFAAT TAMBAHAN OC
Selain berfungsi sebagai alat kontrasepsi, OC ternyata juga memberikan manfaat yang tidak langsung berhubungan dengan efek kontrasepsi (non-contraceptive benefits) yaitu menyembuhkan atau mengurangi resiko terjadinya beberapa kelainan atau keluhan tertentu seperti:
1. Manfaat penyembuhan OC :
Menyembuhkan kelainan menstruasi. Pil kontrasepsi dapat menyembuhkan beberapa kelainan menstruasi umum antara lain:
• Siklus menstruasi yang tidak teratur (irregular cycle)
• Darah yang keluar pada saat menstruasi terlalu banyak (hiper-menore)
• Sindroma sebelum haid (premenstrual syndrome / PMS)
• Haid dengan rasa nyeri hebat di perut (dismenore).
2. Dengan mengkonsumsi OC, siklus haid menjadi teratur dan lebih ringan sehingga resiko terkena anemia dan defisiensi besi berkurang s/d 50%.
3. Mengatasi masalah hiper-androgenisme

Dalam tubuh wanita diproduksi hormon reproduksi estrogen, progesteron, dan androgen. Hormon androgen (testosteron) yang umum disebut hormon reproduksi pria dibutuhkan oleh wanita dalam jumlah sangat sedikit (± 0,5 mg / liter darah) untuk daya tahan tubuh dan gairah seksual (libido).

Wanita usia reproduktif (± 15 – 40 tahun) sering mengalami ketidakseimbangan hormonal dimana produksi hormon androgennya akan meningkat sehingga terjadi hiper-androgen yang bisa menyebabkan:
• Masalah pada kulit dan rambut: kulit berminyak, komedo, jerawat, ketombe (yang bisa menyebabkan kebotakan) atau hirsutisme (pola tumbuh rambut pada yang wanita yang menyerupai pria / male hair pattern)
• Masalah ginekologis: gangguan siklus haid, PCOS (poly-cystic-ovarian-syndrome) yang bisa menyebabkan sulit punya anak, kegemukan (obesitas) dan abnormalitas metabolisme tubuh.

          OC istimewa mengandung CPA (Siproteron Asetat), zat anti-androgen paling efektif saat ini yang bekerja khusus mengatasi masalah hiper-androgen dengan menekan produksi androgen (dalam tubuh) dan minyak (di bawah permukaan kulit) sehingga mencegah timbulnya komedo dan ketombe bahkan jerawat.


          Kesehatan reproduksi mendapat perhatian khusus secara global sejak
diangkatnya isu tersebut dalam Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan
Pembangunan (International Conference on Population and Development, ICPD), di
Kairo, Mesir pada tahun 1994. Hal penting dalam konferensi tersebut adalah
disepakatinya perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan
pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas
menjadi pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi serta upaya pemenuhan
hak-hak reproduksi .
          Dengan demikian pengendalian kependudukan telah bergeser ke arah yang lebih luas, yang meliputi pemenuhan kebutuhan kesehatan reproduksi bagi laki-laki dan perempuan sepanjang siklus hidup,termasuk hak-hak reproduksinya, kesetaraan dan keadilan gender, pemberdayaan perempuan dan penanggulangan kekerasan berbasis gender, serta tanggung jawab laki-laki dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi.


Laki-laki pada masa Perkawinan dan Reproduksi
Pasangan suami istri yang baru menikah tentu mengharapkan pernikahannya dapat dijalankan dengan penuh kebahagiaan dan menghasilkan keturunan sesuai dengan salah satu tujuan pernikahan itu sendiri. Salah satu fungsi utama dan penting dalam pernikahan adalah kemampuan melakukan hubungan seksual secara benar dan menyenangkan. Hal ini merupakan kebutuhan setiap pasangan suami istri dalam menjalani masa pernikahannya. Gangguan pada hubungan seksual, disebut disfungsi seksual yang dapat dibagi menjadi penurunan libido, ejakulasi dini, gangguan ereksi, tidak ejakulasi, frekuensi melakukan hubungan seksual sangat jarang dan lain-lain, adalah masalah yang harus dicari solusinya melalui konsultasi dan pengobatan oleh Dokter spesialis Andrologi. Selama masa pernikahan, salah satu harapan pasangan adalah mendapatkan keturunan. Diketahui bahwa 15% dari pasangan suami istri mempunyai kesulitan untuk mendapatkan keturunan.

Laki-laki pada Usia Tua
Setelah masa bereproduksi, kehidupan dan aktivitas sebagai suami istri harus dipertahankan sebagaimana mestinya, hubungan seksual harus bisa dinikmati oleh pasangan, fisik harus dapat dijaga dan dirawat supaya tetap sehat dan segar, penampilan harus tetap berwibawa, makanan harus dijaga, proses menjadi tua diperlambat, kontrol kesehatan secara rutin, waktu untuk keluarga harus lebih banyak, aktivitas seksual tak boleh berhenti selama salah satu pasangan masih menginginkannya.

  • Keluarga Berencana Pria
Selama ini pengaturan kehamilan, umumnya melalui pihak wanita (istri). Dengan tingginya kesadaran akan pentingnya Keluarga Berencana bagi keluarga di Indonesia, pihak pria (suami) perlu berpartisipasi dalam masalah ini. Sekarang ini sedang dikembangkan KB hormonal dengan target adalah pihak pria (suami), dengan demikian KB dalam keluarga bisa dilakukan secara bergantian antara suami dan istri. Setiap pasangan yang menjadi aseptor KB selama ini, tentu ingin mendapatkan keterangan dan penjelasan yang memadai mengenai KB pria. Disini peran Dokter spesialis Andrologi harus bisa sebagai solusi bagi masyarakat.


         Secara umum KB dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi,ayah serta keluarga yang bersangkutan tidakakan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Fakta-fakta tersebut menunjukkan bahwa masih banyak pasangan usia subur yang belum terpenuhi jenis kontrasepsi yang sesuai dengan pilihannya secara rasional, baik sesuai dengan tujuan pengaturan kelahirannya atau kondisi fisik biologisnya. Masih banyak pengguna kontrasepsi yang kurang efektif dan efisien serta memiliki jangka penggunaan sesuai kebutuhannya, apakah tujuannya untuk menunda atau menjarangkan kelahiran atau tidak menginginkan anak lagi.

Kecenderungan pola pemakaian metode kontrasepsi di Indonesia yang tidak rasional ini disebabkan bahwa pemilihan kontrasepsi secara rasional masih belurn tersosialisasi dengan baik karena proses informed choice, KIP dan Konseling belum dilaksanakan secara benar dan luas cakupannya. Padahal perkembangan teknologi kontrasepsi sesungguhnya didasari oleh konsep¬konsep yang rasional sesuai tujuan penggunaannya.
Selain itu, perlu diingat bahwa kontrasepsi rasional bukan hanya mempertimbangkan aspek efektifitas teknologi kontrasepsi dan tujuan penggunaan kontrasepsi (postponing, spacing atau limiting), tetapi harus mempertimbangkan secara rasional dari kriteria penerimaan dari aspek medis (medical eligible criteria).
Disisi lain kebutuhan pasangan usia subur (PUS) untuk ikut KB, sebesar 70,6 persen. Tetapi masih ada kebutuhan PUS untuk KB belum dapat dipenuhi atau biasa disebut unmeet need sebesar 9,1 persen, yang terdiri dari kebutuhan untuk spacing sebesar 4,3 persen dan untuk limiting sebesar 4,7 persen. Upaya pemenuhan kebutuhan ini (unmeet need) merupakan tantangan mendasar dalam pelaksanaan program KB.
Pada tataran globalpun, unmeet need tersebut dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan program. Hambatan yang paling utama adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan selalu berhubungan dengan masalah pemerataan, akses dan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Masalah yang timbul dalam kesehatan keluarga, terutama kesehatan ibu dan anak lebih besar pad a daerah-daerah yang miskin (tertinggal).
Hal ini disebabkan:

  1. Pelayanan KB dan kesehatan reproduksi terutama ketersediaan kontrasepsi di daerah miskin sering kali belum tersedia secara meluas;
  2. Sulitnya menembus hambatan (batrier) geografis/fisik
  3. etersediaan tenaga yang tidak memadai
  4. Sumber dana dan peralatan yang kurang; dan
  5. Biaya transportasi ke tempat pelayanan yang tidak terjangkau oleh penduduk miskin.

PLUS-MINUS RAGAM METODE KONTRASEPSI

METODE KONTRASEPSI ALAMI
        Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim.
Plus:
* tidak ada efek samping
* ekonomis
Minus:
* Angka kegagalan tinggi. Faktanya, 10 - 30 dari 100 wanita, hamil setiap tahun.
* Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.

METODE KONTRASEPSI DENGAN ALAT
Bisa dibagi menjadi:
1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai beberapa tipe, antara lain Copper T380A, Nova T, dan beberapa AKDR yang diberi hormon (mirena, Levo Nova).
Plus:
* Angka perlindungannya cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun.
Minus:
* Mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan kehamilan di luar kandungan.
* Komplikasi perforasi (lubang) uterus.
* Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.

2. Kontrasepsi Dengan Metode Perintang
Yang paling umum digunakan adalah kondom, diafragma, dan spermisida.
Kondom
Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut.
Plus:
* Aman dipakai
* Mudah didapat
* Cukup efektif bila digunakan dengan benar.
* Dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis B HIV/AIDS.
Minus:
* Ada risiko robek. Oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai. Kondom yang baik terasa licin dan basah. Jangan gunakan kondom yang bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat pada bungkus plastiknya.
* Angka kegagalan tinggi, yaitu 3 - 15 per 100 wanita per tahun.

Diafragma
Berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim.
Plus:
* Dapat dipakai berkali-kali.
* Melindungi dari kehamilan dan penyakit menular seksual hepatitis B HIV/AIDS.
Minus:
* Angka kegagalan tinggi, yaitu 5 - 20 per 100 wanita per tahun.
* Sulit dipasang.

Spermisida
Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet,  krim, jeli, dan spons. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim.
Plus:
* Melindungi pemakainya dari penyakit menular seksual gonorrhea, klamida, hepatitis B, HIV/AIDS
* Tidak didapatkan efek samping sistemik/pada tubuh.
Minus:
* Angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun.
* Tidak memberi perlindungan terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia, gonorrhea.
* Bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina.
* Tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma.

3. Metode KB Hormonal
Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron atau hanya progesteron saja.
Pil KB Terpadu.

Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35 mikrogram dan 1 miligram progesteron.
Plus:
* Mudah didapat
Minus:
* Harus diminum setiap hari.
* Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu:
- ibu menyusui
- perokok
- berusia 40 tahun ke atas
- memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya.
* Menimbulkan efek samping:
- terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid.
- mual-mual
- sakit kepala

Pil KB Mini
Beda dengan pil KB terpadu, pil ini hanya mengandung gestagen saja.
Plus:
* Dapat digunakan untuk ibu menyusui
* Mudah didapat
Minus:
* Memiliki efek samping yaitu:
- pendarahan tidak teratur
- haid tidak datang
- terkadang muncul sakit kepala


Suntikan
        Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya terjadi karena ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
         Yang perlu diketahui, jika kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa hamil kembali.

Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1-3 bulan sekali, yaitu:
* Suntikan progestin;
Plus:
* Bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang tidak boleh memakai tambahan estrogen.
Minus:
* Memiliki efek samping:
- pendarahan tidak teratur
- haid tidak datang
- berat badan bertambah

* Suntikan terpadu
* Suntikan yang mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron atau cyklofem.
Plus:
* Tidak mempengaruhi siklus haid
Minus:
* Tidak bisa dipakai ibu menyusui
* Sulit diperoleh
* Relatif mahal
* Tidak dianjurkan bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin.

Susuk
Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan. Ada 2 jenis:
- Norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata pertahun hanya kurang dari 1 %.
- Implanon: kontrasepsi yang terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.
Plus:
* Sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun.
* Bisa digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen.
* Bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan.
* Walau dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu.
Minus:
* Susuk lebih gampang dipasang  daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki.

* Susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan:
- Pengidap kanker atau benjolan keras di payudara
- Haidnya sudah terlambat datang
- Mengalami perdarahan abnormal dari vagina
- Penderita sakit jantung
- Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang

METODE KONTRASEPSI LAKTASI
         Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus.
Plus:
* Ekonomis.
* Mengurangi perdarahan pascamelahirkan.
* Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.
Minus:
* Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
* Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.

METODE KONTRASEPSI DARURAT (PASCASANGGAMA)
          Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim).
          Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya.
Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat:
* Estrogen:
Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping.

* Estrogen-progesteron:
Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.

* Gestagen:
Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama.

* Danazol:
Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping.

* Antiprogestin:
Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Efektivitasnya lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama.
- Untuk menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid.
- Bila tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan.
- Setelah menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai datang siklus haid berikut.
- Bila embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu telah dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR dari tembaga.
Minus:
* Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah. Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin.

METODE KONTRASEPSI MANTAP
         Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi.


Tubektomi
Plus:
* Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,1/100 wanita per tahun.
Minus:
* Bersifat permanen
* Tidak terlindung dari penyakit menular seksual

Vasektomi
Plus:
* Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,3/100 wanita per tahun.



Kontrasepsi Rasional

Pengertian kontrasepsi rasional

         Kontrasepsi rasional adalah suatu pola pemakaiankontrasepsi dimana pilihan pemakaian kontrasepsidisesuaikan dengan kurun reproduksi sehat.Kurun reproduksi sehat sendiri mengandung pengertiansebagai suatu pola perilaku reproduksi dimana pengaturan danperencanaan kehamilan dilaksanakan pada masa dimanakehamilan akan berlangsung dengan aman dan pada tingkatkesehatan yangsetinggi±tingginya . Pilihan kontrasepsi secara rasional pada dasarnyaadalah merupakan pilihan klien secara sukarela tanpa adanyaunsur paksaan, yang didasarkan pada pertimbangan secararasional dari sudut tujuan/teknis penggunaan, kondisikesehatan medis, dan kondisi sosial-ekonomis dari masing-masing pasangan.


. Tujuan dan manfaat

Tujuan pemakaian kontrasepsi rasional adalahmembantu setiap pasangan subur agar dapat mewujudkanpraktek reproduksi sehat, sehingga tujuan mewujudkan keluarga kecil sejahtera dapat di capai. Manfaat yang diperolehdari pemakaian kontrasepsi rasional adalah :a. Membantu pasangan usia subur yang umur istrinya kurangdari 20 tahun untuk menunda kehamilannya dengan caramenganjurkan mereka memakai alat kontrasepsi yangsesuai sampai istrinya berumur 20 tahun atau lebih. Selainitu apabila pasangan tersebut secara ekonomis /pshycologis belum siap maka di anjurkan pula untukmenggunakan alat kontrasepsi yang sesuai.b. Membantu pasangan usia subur yang istrinya berumur antara 20 ± 30 tahun untuk merencanakan kehamilanpertamanya, mengatur jarak kehamilan pertama dankedua, dengan cara menganjurkan mereka memakai alatkotrasepsi yang sesuai.c. Membantu pasangan usia subur yang istrinya sudahberumur lebih dari 30 tahun dan telah mempunyai duaanak untuk tidak hamil lagi, dengan cara menganjurkanmereka memakai alat kotrasepsi yang sesuai.

 

. Sasaran kontrasepsi rasional

Sasaran pola pemakaian kotrasepsi rasional secaralangsung adalah semua pasangan usia subur dan pesertakeluarga berencana. Sedangkan Sasaran pola pemakaiankotrasepsi rasional secara tidak langsung adalah para petugaskeluarga berencana baik yang ada di lapanan maupun petugas yang memegang kebijaksanaan. Selain itu paratokoh masyarakat, ahli agama, yang dapat membantumemberikan pengertian dan dorongan kepada para pasanganusia subur agar melaksanakan pemakaian alat kontrasepsisecara rasional.Sasaran tidak langsung lain adalah para kader yangsecara sukarela memantu membina para pasangan usia subur dan para peserta keluarga berencana.


Pola dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional

          Agar dapat mewujudkan pelayanan yang aman danbermutu diperlukan kesatuan pemikiran tentang pola dasar penggunaan kontrasepsi yang rasional. Pola penggunaankontrasepsi yang ini haruslah sesuai dengan tahapan usia,sesuai dengan penyakit dan mungkin ada banyak faktor kesehatan yang lainnya.

 

Pola dasar penggunaan kontrasepsi tersebut sebagai berikut :

1. Fase Menunda / Mencegah Kehamilan

      Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyaianak dulu karena berbagai alasan dan prioritaspenggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masihmuda dibandingkan penggunaan kondom karenapasangan muda masih tinggi frekuensi bersenggama, sehingga akan memiliki kegagalantinggi. PenggunaanIUD mini bagi yang belum mempunyai anak pada masaini dapat dianjurkan terlebih bagi calon peserta dengankontra indikasi pil oral.

Ciri-ciri Kontrasepsi yang diperlukan adalah :

a. Reversibilitas yang tinggi artinya kembalinya kesuburandapat terjamin hampir 100% karena pada masa inipeserta belum mempunyai anak.

b. Efektifitas yang tinggi kerena kegagalan akanmenyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggidan kegagalan ini merupakan kegagalan program.

 

2. Fase Menjarangkan Kehamilan

        Umur diantara 20-30 tahun merupakan usia terbaik untukmengandung dan melahirkan. Segera setelah anakpertama lahir maka dianjurkan untuk memakai IUDsebagai pilihan utama. Kegagalan yang menyebabkankelahiran cukup tinggi namun disini kurang berbahayakarena yang bersangkutan berada pada usia melahirkanyang baik. Disini kegagalan kontrasepsi bukanlahkegagalan program

.

Ciri-ciri kontrasepsi yang dibutuhkan :

a. Efektifitas cukup tinggi.

b. Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masihmengharapkan punya anak lagi.

c. Dapat dipakai 2-4 tahun yaitu sesuai dengan jarakkehamilan yang direncanakan.

d. Tidak menghambat ASI karena ASI adalah makananterbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun akanmempunyai angka kesakitan dan kematian anak

 3. Fase Menghentikan/mengakhiri Kehamilan/Kesuburan. 

Alasan mengakhiri kesuburan :

a. Ibu-ibu diatas usia 30 tahun dianjurkan untuk tidakhamil atau tidak punya anak lagi karena alasan medisdan alasan lainnya.

b. Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.

c. Pil oral kurang dianjurkan karena usia itu yang relativetua dan mempunyai kemungkinan timbulnya efeksamping dan komplikasi.

 

Ciri-ciri kontrasepsi yang dibutuhkan :

a. Efektifitas sangat tinggi, kegagalan menyebabkanterjadinya kehamilan dengan resiko tinggi ibu dananak.

b. Dapat dipakai untuk jangka panjang.

c. Tidak menambah kelainan yang ada


Pil KB Pria Aman dan Efektif
       Jika selama ini wanita dituntut selalu mengkonsumsi pil KB saat berhubungan seksual, kini kewajiban tersebut bisa digantikan oleh pria. Studi di Inggris menemukan pil kontrasepsi pada pria terbukti aman dan efektif untuk mengontrol kelahiran.
         Percobaan yang dilakukan pada 1.500 pria menemukan tingkat sperma mereka akan 'pulih' dalam periode waktu tiga bulan setelah mereka tak mengkonsumsi pil tersebut. Pernyataan ini dimuat dalam jurnal 'The Lancet' yang akan dipublikasikan dalam waktu dekat.
          "Studi ini makin meningkatkan keyakinan bahwa pil kontrasepsi juga bisa dilakukan oleh pria. Selain bisa berpartisipasi menekan angka kelahiran, pil ini juga turut membantu mengatur program keluarga berencana, yang selama ini lebih banyak didominasi wanita," papar Peter Liu dari Universitas Sydney.
         Sementara itu Fred Wu dari Universitas Manchester mengatakan pada surat kabar Daily Mail, pil-pil tersebut diharapkan mulai beredar di pasaran sekitar lima sampai delapan tahun mendatang.
         Studi dan riset tentang pil KB pada pria ini pernah dilakukan pada 2002 lalu, oleh para dokter di Universitas Washington dalam usahanya mengembangkan pil KB khusus pria sebagai alternatif lain selain menggunakan kondom.
         Mereka meminta 50 pria untuk meminum tablet yang mengandung hormon untuk 'mengakali' sistem tubuh mereka. Seperti halnya pil yang biasanya dikonsumsi wanita, pil ini bisa menekan jutaan sperma yang diproduksi pria setiap harinya.
        "Sebetulnya agak lebih sulit, secara biologis, untuk mematikan produksi semua sperma itu," kata Dr William Bremner, direktur Male Contraception Research Center pada Universitas Washington, yang mengaku menghabiskan dana sekitar US$9,5 juta selama lima tahun penelitian. Bremner sendiri sudah mempelajari pil kontrasepsi selama 25 tahun, namun penelitian di bidang ini bisa dibilang sangat lamban, karena seluruh masyarakat dan industri farmasi di Amerika masih percaya dengan keyakinan bahwa pencegahan kehamilan itu semata-mata hanya urusan wanita.

Bagaimana pil tersebut bekerja?
"Seperti kita tahu testikel (buah pelir) memproduksi testosteron dan sperma," kata Dr. John Amory dari Universitas Washington. Pil ini memanfaatkan testosterone eksternal yang memberi isyarat pada otak dan kemudian meminta testikel untuk berhenti memproduksi sperma dan testosteron.
        Penambahan progestin turut memperbaiki keefektifan pil tersebut hampir sekitar 95 persen, meskipun para peneliti masih terus menguji apa yang bisa mengontrol sperma berhenti berproduksi.
        Penelitian akan terus dikembangkan untuk menghentikan produksi sperma namun tanpa mengurangi gairah seksual, metabolisme normal tubuh serta mengurangi resiko gangguan prostat.


Beberapa Informasi tentang Kontrasepsi

        Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi moderen (metode efektif).Banyak pria ingin berbagi tanggung jawab dalam pencegahan kehamilan, sayangnya jumlah pilihan kontrasepsi yang tersedia untuk pria saat ini jauh lebih sedikit dibandingkan untuk wanita. Metode kontrasepsi pria mencakup kondom pria, vasektomi (sterilisasi pria), dan penarikan (alias senggama terputus). Kelebihan dan kekurangan masing-masing metode adalah sebagai berikut:

Metode



Kelebihan





Kekurangan
Kondom (sarung lateks atau poliuretan yang dipasangkan ke penis yang ereksi)
98 persen efektif bila digunakan dengan benar, setiap saat
Melindungi terhadap infeksi menular seksual (IMS)
Murah, tersedia secara luas
Banyak jenis dan ukuran
Beberapa pria merasakan kondom tidak nyaman
Harus dilpasang pada saat berhubungan seks, setiap kali (meskipun dapat menjadi ‘kelebihan’ jika Anda melibatkan pasangan saat memasang, sebagai foreplay!)
Vasektomi (pembedahan untuk memotong vas deferens, tabung yang menyalurkan sperma)
Lebih dari 99 persen efektif
Permanen, tidak perlu berpikir tentang kontrasepsi setiap bersenggama


Tidak mudah reversibel
Membutuhkan operasi, bisa mahal
Tidak ada perlindungan PMS
Penarikan (pria menarik penis keluar dari vagina pasangannya sebelum ejakulasi)
Selalu tersedia dan gratis
Sampai 96 persen efektif dengan penggunaan sempurna (selalu menarik keluar sebelum ejakulasi)


Sekitar 20 persen tingkat kegagalan dengan penggunaan yang khas
Tidak ada perlindungan PMS
Harus menarik penis sebelum klimaks, setiap kali


          Berdasarkan informasi di atas, dapat melihat bahwa kondom adalah metode kontrasepsi yang lebih handal dan tetap mempertahankan kesuburan seorang pria (kondom juga satu-satunya metode yang melindungi terhadap PMS). Sejumlah metode baru kontrasepsi pria sedang dalam uji klinis di Indonesia, India dan negara lainnya, namun kemungkinan baru akan tersedia di pasar dalam beberapa tahun ke depan.
Para peneliti sedang mengembangkan kontrasepsi hormonal untuk pria yang benar-benar reversibel dan cukup menjanjikan dalam tes awal. Kontrasepsi ini terdiri dari dua gel yang berisi progestin (hormon progesteron sintetis) dan testosteron (hormon reproduksi pria). Kombinasi ini menekan produksi sperma dengan menurunkan kadar hormon pria.
        Dalam sebuah penelitian awal, penerapan kontrasepsi hormonal itu pada kulit setiap hari mengurangi jumlah sperma hingga di bawah tingkat normal yang diperlukan untuk reproduksi.
        Pemimpin penelitian ini adalah Christina Wang, seorang profesor kedokteran dari Los Angeles Biomedical Research Institute di University of California Medical Center.
Wang mengatakan gel memiliki sedikit efek samping yang merugikan, utamanya adalah peningkatan jerawat pada beberapa pria.  “Kami tidak tahu mengapa, tapi kami berpikir bahwa mungkin dosis testosteron yang diberikan sedikit lebih tinggi dari tingkat testosteron pria itu sendiri,” kata Wang. Dalam uji klinis yang lebih besar, Wang mengatakan pria akan diberi dosis testosteron yang lebih kecil.
        Lima puluh enam pria sehat telah menyelesaikan enam bulan percobaan awal dengan gel kontrasepsi itu. Sekitar 90 persen dari mereka yang menerima kombinasi hormon memiliki konsentrasi sperma kurang dari satu juta sel sperma per mililiter, pada dasarnya membuat mereka tidak subur. Di antara pria yang menggunakan gel testosteron saja, hanya 23 persen mengalami penurunan jumlah sperma yang sama.
Rejine Siturk-Ware adalah ahli endokrinologi reproduksi dari Population Council di New York, sebuah kelompok nirlaba yang meneliti pengembangan Nesterone, progestin sintetis yang digunakan dalam gel. Dalam dosis lebih tinggi daripada yang diproduksi secara alami oleh wanita, molekul progestin bekerja pada kelenjar hipofisis di otak untuk memblokir produksi sperma. Tapi bila digunakan sendirian, Nesterone menyebabkan efek samping, termasuk penurunan libido. Itulah sebabnya testosteron perlu dicampurkan dalam kontrasepsi.
       Siturk-Ware mengatakan setidaknya perlu 30 hari bagi gel untuk memblokir produksi sperma, sehingga kontrasepsi hormonal ini tidak bekerja langsung seperti pil. Sekitar satu bulan setelah seorang pria berhenti mengaplikasikannya, efek kontrasepsi akan menghilang. Siturk-Ware mengatakan studi di empat benua menunjukkan sebagian besar pria akan mendukung bentuk kontrasepsi selain kondom dan vasektomi, prosedur pembedahan untuk sterilisasi pria.
“Ini sesuatu yang dapat mereka gunakan sendiri, tidak memerlukan perawat kesehatan untuk memasukkan implan atau untuk melakukan suntikan.. Jadi konsep gel terlihat sangat positif,” kata Siturk-Ware.

        Sebelum memulai percobaan yang lebih besar, hormon akan diformulasikan ke dalam gel tunggal, sehingga lebih mudah untuk diterapkan. Para peneliti mengatakan bahwa karena perlu menjalani proses persetujuan Pemerintah, gel kontrasepsi pria ini baru akan hadir di pasar dalam beberapa tahun mendatang.

 

 

Cincin Vagina

        Cincin vagina adalah sebuah cincin fleksibel yang berdiameter sekitar 5 cm dan mengandung hormon sintetis dosis rendah (progestin dan estrogen). Cincin ditempatkan di vagina dan dibiarkan pada tempatnya selama tiga minggu dan dikeluarkan selama sepekan selanjutnya setiap bulan. Selama penempatan, cincin melepaskan hormon yang langsung diserap melalui dinding vagina dan kemudian didistribusikan ke dalam aliran darah. Kehamilan dicegah oleh tindakan hormon-hormon tersebut.

Nama Lain

Cincin KB, NuvaRing (sesuai nama mereknya)

Jenis Kontrasepsi

Metode Hormonal

Metode Kerja

Cara kerja cincin vagina sama seperti pada pil kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progestin. Hormon-hormon itu bekerja dengan mencegah ovulasiKehamilan tidak dapat terjadi jika tidak ada telur untuk bergabung dengan sperma. Hormon juga mencegah kehamilan dengan penebalan lendir serviks, yang memblokir pergerakan sperma. Selain itu, hormon juga menipiskan lapisan rahim sehingga telur yang dibuahi tidak dapat menempel di rahim.

Cara Pemakaian

       Untuk mengetahui hari apa yang terbaik bagi Anda untuk mulai menggunakan ring, berbicaralah dengan dokter Anda. Paling sering, wanita mulai menggunakan cincin vagina setelah lima hari dari hari pertama menstruasi. Dengan begitu, mereka segera terlindungi dari kehamilan mulai hari ke-7.
Berikut adalah beberapa rincian lebih spesifik tentang menggunakan cincin:
  • Simpan cincin yang tidak terpakai pada suhu kamar dan jauhkan dari sinar matahari langsung.
  • Periksa tanggal daluwarsa tiap-tiap paket cincin sebelum penyisipan.
  • Cuci tangan dengan sabun dan air.
  • Gunakan jari Anda untuk menekan kedua sisi ring secara perlahan-lahan ke dalam vagina Anda. Posisi yang tepat dari cincin tidak terlalu penting.
  • Tidak perlu untuk melepas cincin selama hubungan vagina.
  • Keluarkan dalam tiga minggu pada hari yang sama dalam minggu pemasangan.
  • Jepitkan jari Anda pada tepi cincin dan dengan lembut menariknya keluar dari vagina.
  • Bungkus cincin dalam bungkusan foil aslinya, dan buang di tempat sampah. Cincin yang telah digunakan masih mengandung sejumlah hormon. Menggunakan pembungkus foil melindungi anak-anak dan hewan peliharaan yang mungkin bermain-main dengan cincin bekas tersebut. Hal ini juga mengurangi kemungkinan bahwa hormon akan mencemari tanah dan air.
  • Setelah satu minggu tanpa cincin, masukkan cincin yang baru - pada hari yang sama.
  • Selama istirahat satu minggu, Anda biasanya akan mendapatkan menstruasi Anda. Anda mungkin masih berdarah waktu menyisipkan sebuah cincin baru. Ini hal yang normal. Cincin vagina tetap harus dimasukkan pada hari yang sama dengan saat dimasukkan dalam siklus terakhir, atau Anda bisa hamil.

Efektivitas

Kemungkinan TIDAK hamil selama setahun pemakaian: 99% . Kurang dari 1 per 100 wanita dapat hamil dengan penggunaan yang tepat.

Kelebihan

Cincin vagina bekerja mirip dengan pil sehingga kelebihannya mirip, yaitu:
  • Tidak mengganggu hubungan seks.  Otot di dalam vagina memungkinkan cincin untuk tetap berada di tempatnya selama hubungan seks dan / atau olahraga.
  • Tidak perlu mengingat untuk menempatkannya setiap hari / minggu. (Lama perlindungan 3 minggu, 1 minggu jeda)
  • Mengurangi perdarahan dan kram menstruasi.
  • Mengurangi jerawat.
  • Mengurangi risiko kanker ovarium dan endometrium.
  • Dapat hamil segera setelah penggunaan dihentikan, jika ingin mendapatkan kehamilan.

Kekurangan

  • Bukan pilihan yang baik jika pasien merasa repot atau tidak nyaman.
  • Peningkatan risiko serangan jantung, stroke, atau bekuan darah (di paru-paru, kaki, atau lengan), terutama jika Anda merokok lebih dari 15 batang sehari, atau berusia lebih dari 35 tahun dan merokok.
  • Jika cincin dikeluarkan dari vagina lebih dari 3 jam setiap hari selama periode 21 hari (3 minggu), kehamilan dapat terjadi. Karena itu metode cadangan (kondom) dianjurkan selama 7 hari.
  • Tidak mencegah penyakit menular seksual.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi setelah dua atau tiga bulan pemakaian termasuk:
  • Perdarahan di luar menstruasi
  • Nyeri payudara
  • Mual dan muntah
  • Keputihan, iritasi vagina, atau infeksi.
  • Mengubah hasrat seksual wanita.

 

          Alat kontrasepsi bagi pria yang disuntikkan ke bagian tubuh hampir menjadi kenyataan dan relatif tidak menimbulkan efek samping, sementara dua perusahaan obat-obatan Eropa siap memproduksinya. Para ilmuwan Australia yang tergabung dalam Institut Riset ANZAC di Sydney, menyatakan alat kontrasepsi itu 100 persen efektif, karena telah dicobakan kepada 55 pria setiap tahunnya. Hasilnya, tidak ada seorang istri pun dari mereka hamil. Penelitian selama lima tahun itu dilakukan dengan menyuntikan hormon dan memasang implant sebagai kontrol kehamilan. Untuk itu, pria yang ingin ikut program keluarga berencana tidak perlu mengkonsumsi pil pencegah kehamilan setiap harinya.
         Kontrasepsi bekerja dengan cara menghambat produksi sperma lewat penyuntikan-penyuntikan progestin setiap tiga bulan. Hormon itu juga akan mengurangi dorongan seks pria. Testoteron menjadi implant di bawah kulit pria, dengan begitu libido dapat dikendalikan. Sesudah periode 12 bulan, para peserta pria akan menghentikan pengobatan untuk memulihkan kesuburan. Metode ini membuktikan hampir berhasil, setidak-tidaknya bagi seorang anggota kepolisian Sydney, Chris Hains. Istrinya hamil tujuh bulan setelah Hains berhenti mendapat suntikan, dan kini mereka memiliki seorang anak laki-laki berusia empat bulan.
Hains mengatakan, “Istriku Nicole memiliki masalah dengan kontrasepsi yang dipakainya sehingga dokter menyarankan kepadanya agar menghentikan dulu pemakaian pil kontrasepsi itu.”
        Profesor David Handelsman yang memimpin penelitian menyatakan, temuan kontrasepsi bagi pria itu sungguh bermakna, utamanya menunjukkan bukti bahwa pria ikut bertanggung jawab dalam program keluarga berencana.

Juru bicara dari Asosiasi Keluarga Berencana, Melissa Dear kepada CNN mengatakan hasil penelitian itu akan membuka jalan bagi penemuan lanjutan yakni kontrasepsi pria berbentuk tablet hormon.
        Dokter spesialis kesehatan reproduksi dari Unit Kesehatan Reproduksi di Edinburgh, Richard Anderson kepada BBC menyatakan langkah selanjutnya terpulang pada perusahaan obat-obatan untuk mulai melakukan produksi. Hal itu tidak akan berlangsung lama, paling dalam hitungan beberapa tahun saja.
          Sementara dua perusahaan obat-obatan Eropa menyatakan bahwa mereka berharap dapat memproduksi dan memperdagangkan pil kontrasepsi pria. Mereka mengintroduksi sebuah klinik yang melibatkan 350 pria di Eropa.

Dua perusahaan itu masing-masing Germany Schering AG (SCHG.DE) dan Akzo Nobel (AKZO.AS) yang telah menandatangani kerja sama untuk mengembangkan kontrasepsi pria pada akhir November, demikian Reuters menulis. “Kami merasa optimistis bahwa dapat memasarkan produk tersebut kurang lebih dalam lima tahun,” kata juru bicara Schering, Astrid Forster di Berlin. Kedua perusahaan itu telah melakukan percobaan dengan injeksi testoteron yang dimasukkan ke bagian dalam kulit pria setiap tiga atau empat bulan.
         Serangkaian studi seputar kontrasepsi pria telah dilakukan antara lain di Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, Denmark, dan Finlandia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kontrasepsi pria yang dilakukan dengan diinjeksi nyatanya dinilai 99 persen efektif. Ini merupakan langkah revolusioner di bidang pembatasan kelahiran. Sebelumnya kontrasepsi pria dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif seperti terganggunya frekuensi hubungan seks dan menimbulkan kelainan kulit.


                                                                                                                                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar