PENELITIAN EKSPERIMEN
A.
Definisi
Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimental
merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab akibat.
Di samping itu penelitian eksperimental juga merupakan pendekatan penelitian
yang khas yang ditunjukkan oleh dua hal yaitu pertama, penelitian eksperimen
menguji secara langsung pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dan yang
kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat. Ciri utama penelitian
eksperimental adalah pengontrolan variabel dan pemberian perlakuan terhadap
kelompok eksperimen. Dalam bidang sains, penelitian-penelitian
dapat menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat dipilih dan
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat
dikontrol secara ketat. Sehingga dalam metode ini, peneliti memanipulasi paling
sedikit satu variabel, mengontrol variabel lain yang relevan, dan mengobservasi
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Manipulasi variabel bebas inilah yang
merupakan salah satu karakteristik yang membedakan penelitian eksperimental
dari penelitian-penelitian lain.
Menurut Syamsuddin
& Vismaia (2007) Penelitian
eksperimen (Experimental Research) adalah kegiatan
penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan atau tindakan atau treatment pendidikan terhadap tingkah laku
siswa atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh
tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain.
Penelitian
eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
akibat dari "sesuatu" yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata
lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima
perlakuan.
Penelitian
eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel lain yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Wiersma (1991) dalam Emzir (2009) mendefinisikan eksperimen
sebagai suatu situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas,
yang disebut sebagai variabel eksperimental, sengaja dimanipulasi oleh
peneliti. Arikunto (2006) mendefinisikan eksperimen adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang mengganggu.
B.
Jenis
Penelitian Eksperimen
1. Pra –
Eksperimental
Rancangan
praeksperimental belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih
terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan
semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. (Sugiyono, 2008)
Kadang-kadang
sebuah penelitian eksperimental dilakukan tanpa kelompok kontrol. Dalam
penelitian ini, kelompok diberikan tes awal sebelum perlakuan eksperimental.
Setelah treatment selesai, tes akhir
diberikan untuk melihat prestasi. Efektivitas perlakuan pembelajaran diukur
dengan membandingkan skor rata-rata tes awal dan tes akhir. Ketika ternyata
bahwa skor rata-rata tes akhir secara signifikan lebih tinggi dari skor
rata-rata tes awal, maka disimpulkan bahwa perlakuan pembelajaran efektif.
2. Eksperimen Murni
Rancangan eksperimen murni sebenarnya
melengkapi kekurangan dari rancangan sebelumnya. Dalam eksperimen murni mulai
dikenal adanya kelompok kontrol dan cara mengukur perubahan yang muncul dalam
kedua kelompok.
3. Eksperimen Semu
Bentuk rancangan ini merupakan
pengembangan dari eksperimen murni yang sulit dilaksanakan. Rancangan ini
memiliki kelompok kontrol, namun tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
C.
Jenis
Perancangan Penelitian Eksperimen
1.
Rancangan
yang termasuk pra-eksperimental adalah sebagai berikut :
a.
Studi Kasus Bentuk Tunggal (One-shot Case Study)
Paradigma dalam rancangan eksperimen
ini dapat digambarkan seperti berikut.
X O
X = Treatment yang diberikan
O = Observasi
Dalam
penyelenggaraan rancangan ini subjek disajikan dengan beberapa perlakuan, hanya
tidak terdapat kelompok pembanding dan tanpa skor tes awal.
b. Tes Awal -
Tes Akhir Kelompok Tunggal ( The One
Group Pretest – posttest)
Apabila pada rancangan nomor a tidak terdapat tes awal, maka pada rancangan
ini terdapat tes awal sebelum diberikan perlakuan atau treatment. Rancangan ini dapat digambarkan seperti berikut.
O1
X 02
O1 = Nilai tes awal
X = Treatmen
yang diberikan
O2 = Nilai tes akhir setelah diberikan treatment
Kelebihan dari rancangan ini adalah
peneliti dapat membandingkan hasil perlakuan yang diberikan, dengan adanya
nilai tes awal peneliti bisa membandingkan hasilnya dengan mengobservasi dari
nilai tes akhir.
c. Perbandingan
Kelompok Statis ( The Static Group
Comparison Design )
Pada rancangan penelitian ini
terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi
menjadi dua. Satu kelompok menerima perlakuan sedangkan kelompok lainnya
tidak mendapat perlakuan. Skor tes akhir digunakan untuk mengukur hasil
perlakuan. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
X O1
O2
X = Treatment
yang diberikan
O1 = Hasil pengukuran setengah dari kelompok yang
diberikan treatment
O2 = Hasil pengukuran setengah dari kelompok yang tidak
diberikan treatment
2. Rancangan yang termasuk
eksperimen murni adalah sebagai berikut.
a. Rancangan
Secara Acak dengan Tes dan Kelompok Kontrol ( The Randomized Posttest Only Control Goup Design)
Terdapat dua kelompok dalam rancangan
ini. Pemilihan kelompok dilakukan secara acak. Kelompok pertama menerima
perlakuan sedangkan kelompok lainnya tidak mendapatkan perlakuan. Nilai tes
akhir menjadi digunakan untuk mengukur hasil perlakuan. Rancangan ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
R
X O1
R O2
R = Kelompok rambang
X = Treatment yang diberikan
O1 = Nilai tes Akhir kelompok yang diberikan perlakuan
O2 = Nilai tes akhir kelompok yang tidak diberikan perlakuan
b. Rancangan
Secara Acak dengan Tes Awal dan Tes Akhir dengan Kelompok Kontrol ( The Randomized Pretest - Posttest Control
Goup Design)
Rancangan ini merupakan rancangan
paling efektif dalam menunjukan hubungan sebab akibat. Rancangan ini melengkapi
kelompok kontrol maupun pengukuran perubahan, tetapi juga menyertakan tes awal
untuk menilai perbedaan antara dua kelompok. Rancangan ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
R
O1 X O2
R
O3 X O4
R = Kelompok rambang
O1 = Tes awal
O2 = Tes akhir
X = Treatment yang
diberikan
O3 = Tes awal
O4 = Tes akhir
c. Rancangan Secara Acak Empat Kelompok Solomon
( The Randomize Solomon Four Group Design
)
Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
R O1
X O2
R O1
O2
R X
O2
R
O2
R = Kelompok rambang
O1 = Tes awal
O2 = Tes akhir
X = Treatment yang diberikan
Terdapat empat kelompok
pada rancangan ini. Dua kelompok diberikan tes awal dan dua kelompok
lainnya tidak; satu dari kelompok tes awal diberikan perlakuan dan satu dari
kelompok non tes awal diberikan perlakuan. Rancangan ini merupakan kombinasi
dari dua rancangan sebelumnya.
d. Rancangan
Secara Acak dengan Pemasangan Subjek melalui Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomize Posttest-only Control Group
Design)
Rancangan ini sedikit berbeda dengan
rancangan sebelumnya. dalam rancangan ini terdapat pemasangan subjek secara
rambang. Peneliti tidak melakukan tes awal. Rancangan ini dapat digambarkan
sebagai berikut.
R
X1 O1
R
X2 O2
R = Kelompok rambang
X = Treatment yang diberikan
O = Nilai tes akhir
e. Rancangan Secara Acak dengan Pemasangan
Subjek melalui Tes Awal, Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomize Pretest-posttest Control Group Design, using
Mathced Subjects)
Rancangan ini hampir mirip dengan
rancangan sebelumnya, namun perbedaannya adalah adanya tes awal dalam rancangan
ini. Rancangan ini dapat digambarkan seperti berikut.
R O1
X1 O2
R
O1 X2 O2
R = Kelompok rambang
O1 = Tes awal
X = Treatment yang diberikan
O2 = Tes akhir
3. Beberapa rancangan yang termasuk
eksperimen semu adalah sebagai berikut.
a. Rancangan
dengan Pemasangan Subjek melalui Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomized Postest – only Control Group
Design, using Matched Subjects)
Dalam rancangan ini terdapat
pemasangan subjek pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol subjek. Peneliti
tidak mengadakan tes awal. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
M
X1 O2
M
X2 O2
M = Kelompok penjodohan
X = Treatment yang diberikan
O2 = Tes Akhir
b. Rancangan
dengan pemasangan Subjek melalui Tes Awal – Tes Akhir dan Kelompok Kontrol ( The Randomized Pretest – Posttest Control
Group Design, using Mathced Subjects)
Rancangan penelitian ini hampir mirip
dengan rancangan sebelumnya, hanya letak perbedaaanya adalah adanya tes
awal dalam rancangan ini. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
O1
M X1 O2
O3
M X2 O2
M = Kelompok penjodohan
O1 dan O3 = Tes awal
O2 dan O4 = Tes akhir
X = Treatment yang diberikan
c. Rancangan
Tiga Perlakuan dengan Pengaruh Imbangan ( A
Three Treatment Counter Balanced Design )
Dalam rancangan ini peneliti meneliti
tiga kelompok. Semua kelompok diberikan perlakuan dan hanya ada tes akhir dalam
rancangan ini. Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut.
M
X1 O1
M
X2 O2
M
X3 O3
M = Kelompok penjodohan
X = Treatment yang diberikan
O = Tes akhir
d. Rancangan
Rangkaian Waktu ( A Basic Time Series Design )
Rancangan ini secara aktual merupakan
suatu ketelitian dari rancangan satu kelompok pretest-postes. Satu kelompok
diberikan tes awal berulangkali, diberikan perlakuan kemudian diberikan tes
akhir berulangkali. Peneliti akan lebih yakin terhadap keefektifan perlakuan
yang diberkan jika skor yang muncul juga meningkat. Rancangan ini dapat
digambarkan sebagai berikut.
O1 O1
O1 X O2
O2 O2
e. Rancangan
Faktorial ( Factorial Design )
Rancangan ini melibatkan dua atau
lebih variabel bebas dan sekurangnya satu yang dimanipulasi oleh peneliti. Pada
dasarnya rancangan ini merupakan elaborasi dari rancangan eksperimen murni.
Istilah faktorial mengacu pada fakta bahwa racangan tersebut memiliki beberapa
faktor dan setiap faktor memiliki dua atau lebih tingkatan.
Tujuan dari suatu
rancangan faktorial adalah untuk menentukan apakah efek suatu variabel
eksperimen dapat digeneralisasikan melalui semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek tersebut khusus untuk level khusus dari variabel
kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta:Rineka Cipta.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Kuantitatif dan Kualitatif. Raja Jakarta: Grafindo Persada.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D ). Bandung:Alfabeta.
Syamsuddin A.R dan Vismaia S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa.
Bandung:Rosda Karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar