Sabtu, 31 Maret 2012

artikelku


SURAT UNTUK SAUDARIKU

Teruntuk Saudariku
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh
Bismillah hirrahman nirrahim
Aku meminta kepada Allah Ta’ala Yang Maha Mulia
Penguasa Arsy yang sangat agung
Agar Allah Ta’ala mencintaimu
Di dunia dan di akhirat
Aku juga memohon kepada Allah Ta’ala agar menjadikanmu
Memiliki kebaikan atau keberkahan di manapun engkau berada
Aku berdo’a  agar  Alloh menjadikanmu termasuk orang
Yang apa bila diberi nikmat  engkau bersyukur
Dan apabila diberi  cobaan engkau bersabar
Dan apabila engkau melakukan dosa engkau beristighfar
Sesungguhnya ketiga hal ini adalah sumber kebahagiaan
Aku awali tulisanku dengan bertaqorub kepada Allah Ta’ala
Memohon  bimbingan-Nya
Agar memudahkan lisan ini tuk sampaikan isi hati melalui
Sebuah risalah sederhana ini
Melembutkan  tutur kataku agar mudah engkau fahami tanpa menggores luka di hati
Saudariku, ku ajak kau sejenak kembali mengenang masa lalu dimana diibaratkan sebuah hari mungkin waktu itu adalah waktu dhuha dimana matahari beranjak naik dalam bait hidup kita. Bersama kita tumbuh mencari arti hidup dan jati diri dalam masa kecil yang aku rasakan begitu menyenangkan . Hingga datang waktu dimana kita harus berpisah, guna melanjutkan cataan dalam kehidupan kita masing-masing. Waktu terus berjalan tanpa kita saling tau satu sama lain. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun pun turut berganti.  Hingga suatu hari kita di pertemukan kembali oleh  Alloh Ta’ala. Tampak kita saling tertegun melihat perubahan yang ada, baik secara fisik maupun tingkah laku. Harus kita sadari kita telah berubah, masing –masing dari kita telah berganti menjadi sosok yang baru, aku layaknya orang asing bagimu dan engkau layaknya orang asing bagiku, namun pertemanan tak bisa terhapus, kita tetap berteman, saudara seagama.
Saudariku ijinkan aku perkenalkan kembali diri ini
Seiring berjalannya waktu dalam pencarian jati diri dan cara pandang hidup, aku menemukan intan permata yang berdebu dan tak terurus dan aku berharap engkaupun begitu. Begitu indah namun hanya segelintir manusia yang dapat melihat  keindahannya. Dialah hidayah Islam, cahaya kehidupan yang sesungguhnya. Cahaya yang sempurna,  dengannya malam tampak seperti siangnya. Alloh Ta’ala berfirman tentang penyempurnaannya dan tentang keridhoan-Nya :
“  Pada hari  ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu ”. ( QS. Al Ma’idah : 3  )
Ini lah tongkat bagi si buta, ini lah lentera bagi gelap gulita yakni bimbingan dari Alloh sebagai bentuk cinta-Nya pada hamba-Nya yang dibawa oleh sebaik-baik manusia Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, dengan berpegang padanya kita tak akan tersesat untuk selama-lamanya.
Alloh Ta’ala berfirman :
“  Jika datang kepadamu petunjuk-Ku, maka ( ketahuilah ) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka “. ( QS. Taha : 123 )
Inilah  tongkat yang harus selalu dipegang oleh si buta, lentera yang harus slalu kita bawa  dikala gelap gulita dan ketahuilah kehidupan ini akan senantisa diselimuti kegelapan kecuali bagi orang-orang  yang senantiasa berpegang pada kasih sayang Allah Ta’ala.
Saudariku, ku utarakan kepadamu, bawasannya aku kini tetaplah sahabatmu yang dulu, akan tetapi aku ingin membangun persahabatan ini di atas cahaya Allah Ta’ala, persahabatan yang sesuai syari’at-Nya. Kini kita telah dewasa, jakun ku telah tampak, suaraku telah membesar dan getaran hati saat memandang wanita atau saat mendengar suara wanita mulai terasa sesakkan  dada. Tak ada ikatan darah atau persusuan diantara kita yang dapat membuat indah seyum di wajahmu, lembut kulitmu dan lembut suaramu  halal bagiku. Islam agama nan sempurna,  yang kesempurnaannya ini mencakup segala hal, tak ada yang tidak diterangkan secara gamblang dalam agama ini. Benarlah Salman Al Farisi radliyallahu ‘anhu tatkala ditanya : “ Apakah nabimu sudah mengajarkan segala sesuatu sampai adab buang air besar ?”,maka beliau menjawab : Ya, Rosululloh sudah mengjarkannya, beliau melarang kami untuk menghadap dan membelakangi kiblat dan memerintahkan kami untuk beristinjak dengan tiga batu dan melarang kami untuk beristinjak dengan kotoran dan tulang.”
Begitu sempurnanya agama ini hingga sudah selayaknya kita sebagai seorang muslim untuk mengikuti segala sesuatu berdasarkan agama ini, berdasar Al-Qur’an dan Sunnah Nabi sholallahu ‘alaihi wassalam dengan pemahaman umat  terbaik yakni para sahabat radliyallahu ‘anhum, tak terkecuali dalam membina sebuah persahabatan. Karena engkau wanita dan aku lelaki maka sudah selayaknya kita menyimak ajaran islam akan batasan –batasan yang senantiasa harus kita jaga berikut ini :
1.Menutup aurot
Firman Alloh Ta’ala :
 “Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min “Hendaknya mereka menjulurkan pakaiannya keseluruh tubuh mereka” yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu.” (QS. Al Ahzab : 59)
Sungguh seorang wanita akan tampak jauh lebih anggun dan terhormat jika mereka mau mengikuti syari’at nan agung ini.
2. Menundukkan pandangan
Firman Alloh Ta’ala :
 “Katakanlah kepada orang-orang mu’min laki-laki agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka serta menjaga kemaluan mereka. Dan katakan kepada para wanita mu’minah, agar mereka menundukkan sebagian pandangan mereka dan menjaga farji mereka.” (QS. An Nur : 30-31)
Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu selamatkanlah penglihatanku dari penyakit dan dari maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan.
3. Tidak bersolek ala jahiliyah
Firman Alloh Ta’ala :
 “Dan menetaplah kalian dalam rumah-rumah kalian, dan janganlah bersolek seperti bersoleknya orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzab : 33)
Dari Abu Huroiroh radliyallahu’anhu berkata : “Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Ada dua golongan manusia ahli neraka yang saya belum pernah melihatnya, yang pertama : orang-orang yang memegang cambuk untuk memukul orang lain, yang kedua :
 Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mereka berlenggak lenggok, kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak akan pernah masuk surga dan tidak akan mendapatkan bau surga, padahal bau surga itu dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Alangkah meruginya orang yang semacam ini
4.Ada pembatas antara laki-laki dan wanita
Firman Alloh Ta’ala :
Dan apabila kalian meminta sesuatu pada mereka (para istri Rosululloh ) maka mintalah dari balik hijab. Karena yang demikan itu lebih suci bagi hati kalian serta bagi hati mereka.” (QS.Al Ahzab : 53)
Ya Allah sungguh hamba-Mu ini telah yakin, bawasanya Engkaulah penjaga hati ini dan Engkau lebih tau mana yang lebih baik bagi hati ini.
5.Jangan berdua-duaan, karena yang ketiganya adalah setan
Begitulah kira-kira bunyi hadits Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam riwayat imam Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Huroiroh dengan sanad hasan,
Sungguh setan adalah musuh kita yang nyata, ia akan selalu menampakkan kebaikan pada keburukan, dan ia tampakkan keburukan di atas kebaikan.
6.Jangan lembutkan ucapan
Firman Alloh Ta’ala :
 “Janganlah kalian (Para wanita) melembutkan ucapan, sehingga akan rakus orang-orang yang punya penyakit hati, namun ucapkanlah yang baik.” (QS. Al Ahzab : 32)
Saudariku, persembahkanlah ucapan lembutmu bagi yang berhak atasnya.
7.Kulitmu masih haram bagiku
Dari Ma’qil bin Yasar berkata : Rosululloh shallallahu’alaihi wa sallam bersabda :
“Seandainya ditusuk pada kepala salah seorang kalian dengan jarum besi panas, maka itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thobroni, Lihat As Shohihah : 226)
Sungguh diri kita bagai kilauan permata, yang tidak semua orang berhak menyentuh
Saudariku, inilah batasan-batasan syari’at yang harus kita jaga, agar menjadiakan persahabatan kita, persahabatan yang diridai oleh Allah Ta’ala. Saudariku, jika kita memang tidaklah mampu menjaga batasan-batasan dari syari’at agama kita ini, atau paling tidak kita merasa terancam terjerumus pada salah satunya, maka mari kita bersama-sama bulatkan tekat meluruskan hati pada jalan Ilahi guna meninggalkannya. Sesungguhnya tali persaudaraan diantara kita, umat Islam jauh lebih agung.
Rasululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :
“ Janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Alloh yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara muslim yang lain, tidak boleh menghina dan merendahkannya. Cukup bagi seseorang (dikatakan) berbuat jelek jika merendahkan saudaranya sesame  muslim. Seluruh muslim atas muslim yang lain adalah haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.”
Beliau juga bersabda :
“ Seorang mukmin bagi mukmin yang lain seperti satu bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lainnya.”

Dan sesungguhnya wahai saudariku, hak seorang muslim atas muslim yang lain amatlah begitu banyak, namun barang kali makna yang telah mencakup semuanya itu adalah sabda beliau :
“ Seorang muslim adalah saudara muslim yang lain.”
Andai bilamana kita hendak melaksanakan konsekuensi persaudaraan tersebut, pasti kita akan mengusahakan segala kebaikan, dan menjauhkan segala hal yang membahayakan bagi saudara kita. Inilah tali persaudaraan yang amatlah agung dari agama kita yang sempurna ini.
Diakhir risalah yang sederhana ini, saya berdo’a semoga kita selalu diberi kemudahan untuk berjalan di atas agama yang hak, berdasar pada Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai mana yang dipahami oleh para sahabat ridliyallahu ‘anhum.
Seuntai nasehat dari Rasul kita :
Hiduplah Laksana Seorang Pengembara
Dari Ibnu ‘Umar Radliyallahu ‘anhu, ia berkata, “ Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam pernah memegang pundakku, lalu bersabda, ‘ Jadilah engkau di dunia ini seperti orang asing atau pengembara.”’
Ibnu ‘Umar Radliyallahu ‘Anhu berkata, “ Apabila kamu berada pada waktu sore, maka janganlah kamu menunggu hingga pagi hari, dan apabila kamu berada pada waktu pagi, maka janganlah kamu menunggu hingga waktu sore hari. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu dan manfaatkan hidupmu sebelum dating kematianmu.” (Riwayat Bukhari)
Ya Alloh, tunjukkanlah kepada kami sebuah kebenaran itu sebagai sesuatu yang benar dan berilah kami kekuatan untuk menjalankannya. Dan tunjukkanlah kepada kami sebuah kesalahan itu sebagai sesuatu yang salah dan berilah kami kekuatan untuk meninggalkannya.
Wallahu a’lam bishshawab
Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar