Rabu, 05 Juni 2013

SISTEM ENDOKRIN

ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM ENDOKRIN





Disusun oleh :
    SEPTIAN JULIFAR SYAMSUL HUDA






                KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU- ILMU KESEHATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO

2013



BAB I
PENDAHULUAN
a.      Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam kelenjar, kelenjar-kelenjar tersebut ada yang mengeluarkan zatnya melalui saluran (kelenjar eksokrin) dan ada yang mengeluarkan zatnya tidak melalui saluran(kelenjar endokrio). Zat yang dikeluarkan kelenjar endokrin langsung disalurkan ke dalam pembuluh darah dan pembuluh limfa. Karena tidak mempunyai saluran khusus kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu. Zat yang dikeluarkan kelenjar buntu disebut sekret. Proses pengeluarannya disebut sekresi. Sekresi hasil kelenjar endokrin disebut hormon.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan 'endokrin' karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.

b.      Tujuan
1.      Mengetahui anatomi dan penjelasan dari sistem Endokrin
2.      Hormon - hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Endokrin dan fungsinya
3.      Mengetahui keadaan normal dari sistem Endokrin
4.      Mengetahui gejala abnormal dari sistem Endokrin


BAB II
ISI
A.      Anatomi dan Penjelasannya

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar endokrin (endocrineglarul) terdiri dari :
(1)     Kelenjar hipofise atau pituitari (hypophysisor pituitary glanrl) yang terletak di dalam rongga kepala dekat dasar otak.
(2)     Kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenkjar gondok yang terletak di leher bagian depan.
(3)     Kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl) dekat kelenjar tiroid.
(4)     Kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl) yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan
(5)     Pulau Langerhans (islets of langerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas.
(6)     Kelenjar kelamin (gonarl)laki di testis dan indung telur pada wanita.
1.      Thymus
Jika dipergunakan definisi tidak mempunyai saluran keluar untuk mengalirkan zat yang dihasilkannya, kelenjar thymus dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini. Thymus terletak di belakang tulang dada anak-anak hingga usia pubertas. Setelah usia pubertas kelenjar ini mengecil dan tidak ditemukan lagi. Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan sel darah putih yang disebut Tlymphocyte. Sel ini selanjutnya akan menetap di dalam tubuh dan mempunyai memoryatau ingatan terhadap benda asing yang pemah masuk tubuh dan sel tubuh yang abnormal (termasuk sel kanker).Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini akan memperbanyak din menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini merupakan suatu bagian sistem proteksi tubuh atau sistem imun (cell mediated immune system) yang bersifat seluler. Efek serupa teljadi juga melalui mekanisme pembentukan zat anti (humoral immune system) oleh B-lymphocyte. Dari penjelasan ini thymus tidak termasuk dalam kelenjar endokrin. Walaupun tidak mempunyai saluran keluar, termasuk dalam sistem imun tubuh.
2.      Tiroid
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok berbentuk mirip kupu-kupu yang menempel di bagian depan batang tenggorok (trachea). Kelenjar ini ikut naik turun pada waktu menelan. Pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter atau struma. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh kebanyakan produksi hormone atau karena kekurangan iodium hingga produksi hormon berkurang, dan pada kasus lain karena tumor. Kadang-kadang tiroid agak membesar pada wanita menjelang saat menstruasi. Produksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan gejala jantung berdebar, yang bila berlarut-Iarut akan melemahkan jantung; banyak keringat dan berat badan turun; serta mata menonjol seperti ikan koki. Untuk memeriksa aktivitas produksi hormon thyroid, disamping memeriksa kadar thyroxin darah dapat juga diperiksa dengan menggunakan radio-isotop. Pada pasien yang bersangkutan diberi iodium radioaktif dan dilihat bagaimana kelenjar tiroid menangkap zat tersebut. Pembesaran tiroid yang aktif disebut hot nodule dan yang tidak aktif disebut cold nodule. Tidak semua pembesaran tiroid berbahaya karena tidak otomatis meningkatkan produksi hormon. Yang perlu diperhatikan adalah pembesaran yang teIjadi ke arah rongga dada karena dapat menekan jalan napas (trachea) dan esofagus (galan makan). Tepat di belakang kelenjar tiroid terdapat serabut saraf yang antara lain mengurus otot penggerak pita suara (n.recurrens). Salah satu risiko pembedahan kelenjar tiroid adalah terpotongnya serabut saraf ini, yang dapat menyebabkan kelumpuhan pita suara sehingga suara menjadi serak berbisik. Walaupun sulit dan kedl kemungkinannya, keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan menyambung saraf yang terputus itu. Pada operasi kelenjar tiroid kulit leher dipotong melintang dan tidak dijahit, tetapi dijepit. Dengan teknik ini dikurangi kemungkinan adanya tanda-tanda bekas operasi. Pada setiap operasi, seorang ahli bedah akan berusaha mengurangi bekas yang terlihat dari luar, tetapi pada orang tertentu tumbuhnya jaringan ikat di bekas luka tak dapat dihindarkan. Jaringan yang tumbuh itu dinamakan keloid.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine). Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:
a.  Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testes
b.  Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
d.      Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
3.      Paratiroid
Kelenjar paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar calcium darah. Kelenjar ini berukuran sebesar beras, berjumlah 4, terletak di sudut-sudut kelenjar tiroid, karena itu kadang-kadang ikut terpotong pada operasi tiroid. Jika itu terjadi, bagi yang bersangkutan tidak terlalu menjadi masalah jika masih ada 1-2 kelenjar yang tertinggal. Tanpa kelenjar ini yang bersangkutan akan mengalami kejang otot karena gangguan kadar calcium darah.
Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ :argetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum :neningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH.
4.      Kelenjar Pangkreas
                        Kelenjar pancreas melalui pulau-pulau langerhans yang tersebar di dalamnya menghasilkan honnon insulin dan glucagon. Kedua honnon ini mengatur kadar dan penggunaan glukosa dalarn darah. Gangguan produksi hormon insulin mengakibatkan tejadinya penyakit diabetes mellitus.
                        Adakalanya seseorang sangat sensitif terhadap karbohidrat atau gula. Makan karbohidrat menyebabkan peningkatan produksi insulin sehingga yang bersangkutan akan kekurangan gula. Sebagai akibatnya, ia akan makan kembali dan reaksi yang sarna akan berulang. Larnbat laun orang itu akan menjadi gemuk karena terns makan dan kadar gula darah naik karena memang konsumsi gula terlalu banyak dan insulin yang dikeluarkan tak dapat mengimbanginya. ltu salah satu mekanisme te1jadinya penyakit diabetes yang sangat beragarn. Ada juvenile diabetes yang biasanya merupakan penyakit turunan, ada juga adult onset diabetes yang bam muncul sesudah usia di atas 40 tahun.
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan splenikus.
Pankrea berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin, dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas diketahui.
5.      Kelenjar Adrenal
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk kehidupan.
Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi mineralokortikoid (penyakit Addison’s) mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisme  glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein; keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.
Hormon seks korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen menyebabkan virilisme. sementara kelebihan pelepasan estrogen (mis., akibat karsinoma adrenal menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.

6.      Kelenjar Hipofisis/Pituitary
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus. Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Terdapat di bawah otak besar, merupakan penghasil hormon pengatur pertumbuhan, fungsi kelenjar gondok, kelenjar anak ginjal, dan kelenjar kelamin, pertumbuhan, banyaknya urine, tekanan darah. Merupakan kelenjar buntu terbesar dan sering disebut kelenjar utama.
                        Kelenjar hipofise berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian belakang. Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hiPotalamus (bagian dari otak). Kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan (growth hormone), hormon perangsang tiroid (TSH), perangsang gonad (FSH), dan lain-lain.
                        Hipofise mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya.
Kelenjar hipofise terdiri dari 2 lobus yaitu : “lobus enterior dan lobus posterior”
1.      Lobus anterior ( adenohipofise ) = menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain. Contoh hormon antara lain:
-          Hormon somatrotopik = mengendalikan pertumbuhan tubuh
-          Hormon tirotropik = mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin
-          Hormon ACTH ( adrenokortikotropik ) = mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal
2.      Lobus posterior ( neurohipofise ), lobus ini mengeluarkan 2 jenis hormon anatar lain:
-          Hormon ADH (anti diuretik hormone) = mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos. ADH disebut juga sebagai hormon pituitrin
-          Hormon oksitosin = merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan air susu sewaktu menyusui. Terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise tulang spenoid.
7.      Ovarium
Seperti halnya testes, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi.
8.      Teatis
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormone testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.


B.     HORMON-HORMON YANG DIHASILKAN OLEH KELENJAR ENDOKRIN DAN FUNGSINYA
a.              Hipotalamus
Sebagai pusat tertinggi system kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melaluihumoral (hormonal) dan saraf. Hormone yang dihasilkan sering disebut factor R danI mengontrol sintesa dan sekresi hormone hipotalamus anterior sedangkan controlterhadap hipofisis posterior berlangsung melalui kerja saraf. Hormon-hormon hipotalamus:
1.      ACRH : Adenocortico Releasing Hormon
ACIH : Adenocortico Inhibiting Hormon
2.      TRH : Tyroid Releasing Hormon
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
3.      GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
4.      PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
5.      PRH : Prolaktin Releasing Hormon
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
6.      GRH : Growth Releasing Hormon
GIH : Growth Inhibiting Hormon
7.      MRH : Melanosit Releasing Hormon
MIH : Melanosit Inhibiting Hormon


Kelenjar Hipofisis (Master of Gland)
1.      Hipofisis Anterior 
·         Hormon Pertumbuhan (GH): menyebabkan pertumbuhan hampir seluruhsel dan jaringan tubuh
·         Adenokortikotropin (ACTH): menyebabkan korteks adrenal mensekresi hormon-hormon adrenokortikal
·         Hormon Perangsang Titoid (TSH): menyebabkan kelenjar tiroid mensekresi tiroksin dan triidotironin
·         Hormon Perangsang Folikel(FSH): menyebabkan pertumbuhan folikeldalam ovarium sebelum ovulasi, , meningkatkan pembentukan sperma didalam testis
·         Hormonpelutein : berperan penting dalam proses ovulasi , jugamenimbulkan sekresi hormon kelamin wanita oleh ovarium dan testosteron

2.      Hipofisis Posterior 
·         Hormon Antidiuretik (ADH) / vasopresin : menyebabkan ginjal menahanair sehingga meningkatkan jumlah air dalam tubuh ; juga pada konsentrasi yang tinggi, akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah di seluruhtubuh dan menaikan TD.
·         Oksitosin : membuat uterus berkontraksi selama proses persalinan , jugamungkin membantu pengeluaran bayi ; juga membuat sel-sel mioepitelialdalam payudara berkontraksi , sehingga mengeluarkan air susu daripayudara sewaktu bayi menghisap.


b.      Korteks Adrenal
·         Kortisol (Glukokortikoid) Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam metabolismeglukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah,metabolisme protein , keseimbangan cairan dan elektrolit, inflamasi danimunitas , dan terhadap stressor. 
·         Aldosteron (mineralokortikoid) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dengan meningkatkan retensinatrium dan ekskresi kalium. Selanjutnya membantu dalammempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensimineralokortikoid (penyakit Adison¶s) mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok  Kelebihan mineralokortiktoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.


c.       Kelenjar Tiroid
·         Tiroksin dan triiodotironin : meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalamhamper semua sel tubuh , jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum.
·                  Kalsitonin : memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehinggamenurunkan konsentrasi tingkat metabolisme tubuh umum.
Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:
·         Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhansaraf dan tulang.
·         Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
·                  Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatankontraksi otot dan menambah irama jantung.
·         Merangsang pembentukan sel darah merah.
·         Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuhterhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.
·         Bereaksi sebagai antagonis kalsium.


d.      Pulau Langerhans Kelenjar Pankreas
Ø  Insulin : memacu masuknya glukosa ke dalam seluruh sel tubuh , dimana caraini mengatur kecepatan metabolism dari hamper semua karbohidrat
Efek anabolik insulin:
·                  Pada hepar
-          Meningkatkan sintesa dan opemyimpanan glukosa
-                    Menghambat glikogeolisis, glukoneogenesis, dan ketogenesis
-          Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas di hepar 
·         Pada otot
-          Meningkatkan sintesa protein
-          Meningkatkan transportasi asam amino
-          Meningkatkan glikogenesis
-          Pada jaringan lemak 
-          Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas
-          Meningkatkan penyimpanan trigliserida
-          Menurunkan lipolisis
Ø  glukagon : meningkatkan pelepasan glukosa dari hati masuk ke sirkulasi cairan tubuh.  Glukagon meningkatkan glikogenolisis  (pemecahan glikogen menjadiglukosa) dan meningkatkan glukoneogenesis. Dalam metabolisme lemak ,glikagon meningkatkan lipolisis.
e.       Kelenjar Gonad
Ø  Ovarium
·         Estrogen : merangsang perkembangan organ kelamin wanita, payudara, danberbagi sifat kelamin sekunder 
·         Progesteron : merangsang sekresi cairan uterus oleh kelenjar endometriumuterus, juga membantu meningkatkan perkembangan aparatus sekretorik payudara, mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan danmerupakan syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi
Ø  Testis
·         Testosteron : merangsang pertumbuhan organ kelamin pria, juga meningkatkan perkembangan sifat-sifat kelamin sekunder pria
f.       Kelenjar Paratiroid
Ø  Parathormon
Mengatur konsentrasi ion kasium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur :
·                  absorpsi kalsium dari usus
·         ekskresi kalsium oleh ginjal
·         pelepasan kalsium dari tulang
·         menstimulasi dan mentranspor kalsium dan fosfat melalui membran sel
g.      Plasenta
Ø  gonadotropin korion manusia (HCG) : meningkatkan pertumbuhan korpusluteum dan sekresi estrogen dan progesteron oleh korpus luteum
Ø  estrogen : meningkatkan pertumbuhan organ kelamin ibu dan beberapajaringan janin
Ø  progesteron : mungkin meningkatkan perkembangan beberapa jaringan danorgan janin , membantu meningkatkan perkembangan aparatus sekretorik dari payudara ibu
Ø  somatotropin manusia : mungkin meningkatkan pertumbuhan beberapajaringan janin serta membantu perkembangan payudara ibu

C.      GANGGUAN (KONDISI ABNORMAL)
Untuk memudahkan pengertian kita tentang patofisiologi pada berbagai kelainan kelenjar endokrin, berikut akan dihantarkan gambaran sepintas tentang patofisiologi umum gangguan endokrin, mengingat fungsi sistem endokrin yang kompleks dan rumit mencakup mekanisme kerja hormonal dan adanya mekanisme umpan balik yang negatif yang sudah barang tentu akan mempengaruhi perjalanan penyakit.
Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada organ tubuh, pada kelenjar endokrin pun berlaku hal yang sama dimana gangguan fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh:
1.      Peradangan atau infeksi
2.      Tumor atau keganasan
3.      Degenerasi
4.      Idiopatik
Dampak yang ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas terhadap kelenjar endokrin dapat berupa:
1.      Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai perubahan sekresi hormonal.
2.      Peningkatan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering diistilahkan dengan hiperfungsi kelenjar.
3.      Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan diistilahkan dengan hipofungsi kelenjar.
Adanya hubungan timbal balik antara kelenjar hipofise sebagai master of gland dengan kelenjar targetnya, hipofise terhadap hipotalamus serta jaringan atau organ sasaran dengan kelenjar target, memungkinkan penyebab dari suatu kasus dapat lebih dari satu; artinya mungkin saja penyebab ada pada jaringan/organ sasaran, atau pada kelenjar target, atau pada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh karena itu, untuk tujuan kemudahan dalam penanggulangannya maka dalam setiap kasus akan di dipaparkan kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer, sekunder,atau tertier.
Penyebab yang bersifat primer bila penyebabnya ada pada kelenjar penghasil hormon itu sendiri. Bersifat sekunder, bila penyebabnya ada pada kelenjar di atasnya. Bersifat tertier, bila penyebabnya di luar primer dan sekunder seperti penggunaan obat-obatan tertentu ataupun kelainan pada organ tubuh tertentu yang dapat mempengaruhi fungsi kelenjar.Seperti bila terjadi peningkatan ACTH (hormon hipofise) pada serum yang akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal sehingga terjadi hipersekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut sekunder. Disebut penyebab primer bila penyebapnya ada pada kelenjar adrenal sendiri. Disebut tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas. Misalnya, pengunaan obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang sekresi hormon adrenal. Untuk pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi berbagai kelainan endokrin, ada dua hal utama yang harus dipahami dengan baik. Efek dari setiap hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap jaringan endokrin dan terhadap jaringan atau organ sasarannya.Fungsi organ/jaringan sasaran dari setiap hormon.
Beberapa Penyakit Sistem Endokrin :
1.      Gangguan pertumbuhan – Seseorang yang kelebihan hormon pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada anak-anak kelebihan hormon pertumbuhan disebut gigantisme dan pada orang dewasa disebut ackromegali. Sebaliknya, bila anak-anak mengalami kekurangan hormon, ia akan mengalami kekerdilan.
  1. Hyperprolactinemia – Sekresi prolaktin yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan produksi/keluarnya air susu ibu (galactoorhea) meski tidak mengandung atau tidak menstruasi (amemorrhea).
  2. Kegagalan fungsi gonad (hypogonadisme) akibat kekurangan sekresi Hormon Peluteinan (LH) dan Hormon Perangsang Folikel (FSH). Keadaan ini biasanya sering dialami pria, yakni berupa kegagalan menghasilkan jumlah sperma yang normal.
  3. Penyakit tiroid – Hormon tiroid yang berlebihan sebagai hasil dari kelenjar tiroid yang terlalu aktif disebut hyperthyroidisme. Hal ini akan menyebabkan badan meningkatkan keadaan metabolik yang naik. Kondisi ini akan mengabkibatkan banyak sistem dalam tubuh mengembangkan fungsi yang tidak normal. Hypothyroidisme adalah kondisi di mana hormon tiroid kurang disekresi dari kelenjar tiroid yang kurang aktif. Hal ini akan melambatkan proses-proses dalam tubuh dan mungkin mengakibatkan kepenatan, denyut jantung lemah, kulit menjadi kering, berat badan meningkat, dan sembelit. Pada anak-anak, penyakit ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan telatnya masa balig.
  4. Penyakit kencing manis – Penyakit sistem endokrin yang sering kita dijumpai. Penyakit kecing manis ada dua. Jenis pertama terjadi apabila pankreas gagal menghasilkan insulin yang mencukupi. Sementara, jenis kedua terjadi akibat badan tidak mampu merespon insulin dengan normal. Penyakit kencing manis ini bisa menyebabkan gagal ginjal, neuropathy dan kerusakan saraf, kebutaan, amputasi kaki, sakit jantung, serta stroke.
  5. Osteoporosis – terjadi baik pada wanita maupun laki-laki. Ini terjadi bila struktur tulang menjadi semakin lemah dan kelihatan seperti retak atau patah. Banyak faktor penyebabnya, termasuk kekurangan hormon estrogen pada masa menopaus wanita, atau kekurangan hormon tetosteron pada laki-laki seiring bertambhnya usia.
  6. Sindrom Ovari Polisistik – PholycysticOvary Syndrome (PCOS) adalah penyakit endokrin yang menyerang lebih kurang 5% jumlah wanita. Wanita yang mengalami PCOS ini menghasilkan jumlah hormon seks lelaki (endogren) yang berlebihan. Hal ini bisa menghalangi proses ovulasi dan menyebabkan ketidaksuburan. Para penderita PCOS mungkin mengalami gangguan menstruasi atau malah tidak menstruasi, tidak subur, rambut yang tumbuh berlebihan. Penyakit ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang pada wanita.
  7. Menopause – Yakni masa perubahan badan di mana level estrogen, testosteron, dan progesteron semakin berkurang dan akhirnya sama sekali berhenti produksi. Kekurangan estrogen menyebabkan badan terasa panas, berpeluh, emosi tidak stabil, murung, vagina kering, urin terganggu, hilang konsentrasi, dsb. Ada banyak risiko jangka panjang yang bisa terjadi seperti penyakit kardiovaskular meningkat, kegemukan, perubahan tingkat kolesterol, risiko osteoporosis meningkat, penyakit Alzhiemer, dsb.
  8. Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison. Yakni akibat rusaknya fungsi korteks adrenal dan secara langsung mengakibatkan kekurangan pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid adrenal. Gejala-gejalanya antara lain; badan lemah, penat, loyo, kekurangan/turunnya berat badan, murung, lesu, muntah-muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.
  9. Sindrom Cushing – Yakni keadaan akibat hipersekresi [perembesan yang berlebih] glukokortikoid dari korteks adrenal. Gejalanya antara lain termasuk kegemukan, gagal pertumbuhan, lemah otot, kulit mudah lebam, jerawat, tekanan darah tinggi, dan perubahan psikologis.

DAFTAR PUSTAKA

Andi Santoso Agustinus. 1994. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Akademi Perawatan St. Carolus, Jakarta.

Evelen C. Pearce. 1994. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Penerbit PT Gramedia, Jakarta.

Spalteholz. 1987. Atlas Anatomi Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar