ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM ENDOKRIN
Disusun oleh :
SEPTIAN
JULIFAR SYAMSUL HUDA
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMU- ILMU KESEHATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Di dalam tubuh manusia terdapat
bermacam-macam kelenjar, kelenjar-kelenjar tersebut ada yang mengeluarkan
zatnya melalui saluran (kelenjar eksokrin) dan ada yang mengeluarkan zatnya
tidak melalui saluran(kelenjar endokrio). Zat yang dikeluarkan kelenjar
endokrin langsung disalurkan ke dalam pembuluh darah dan pembuluh limfa. Karena
tidak mempunyai saluran khusus kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu.
Zat yang dikeluarkan kelenjar buntu disebut sekret. Proses pengeluarannya
disebut sekresi. Sekresi hasil kelenjar endokrin disebut hormon.
Sistem
endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan
dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf.
Sistem
endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri dari sejumlah kelenjar
penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini dinamakan 'endokrin' karena tidak
mempunyai saluran keluar untuk zat yang dihasilkannya. Hormon yang
dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke
organ sasaran melalui pembuluh darah bercampur dengan darah. Kelenjar yang
produknya disalurkan melalui pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan
kelenjar eksokrin.
b.
Tujuan
1. Mengetahui
anatomi dan penjelasan dari sistem Endokrin
2. Hormon -
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar Endokrin dan fungsinya
3. Mengetahui
keadaan normal dari sistem Endokrin
4. Mengetahui
gejala abnormal dari sistem Endokrin
BAB II
ISI
A.
Anatomi
dan Penjelasannya
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar
tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon
yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah
untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai
"pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam
tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi
suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar
ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain
dalam saluran gastroinstestin.
Kelenjar endokrin (endocrineglarul) terdiri
dari :
(1)
Kelenjar hipofise atau
pituitari (hypophysisor pituitary glanrl) yang terletak di dalam
rongga kepala dekat dasar otak.
(2)
Kelenjar tiroid (thyroid glanrl) atau kelenkjar gondok
yang terletak di leher bagian depan.
(3)
Kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl) dekat kelenjar
tiroid.
(4)
Kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl)
yang terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan
(5)
Pulau Langerhans (islets of
langerhans) di dalam jaringan kelenjar pankreas.
(6)
Kelenjar kelamin (gonarl)laki
di testis dan indung telur pada wanita.
1.
Thymus
Jika
dipergunakan definisi tidak mempunyai saluran keluar untuk mengalirkan zat yang
dihasilkannya, kelenjar thymus dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini. Thymus
terletak di belakang tulang dada anak-anak hingga usia pubertas. Setelah
usia pubertas kelenjar ini mengecil dan tidak ditemukan lagi. Selama masih aktif,
kelenjar ini menghasilkan sel darah putih yang disebut Tlymphocyte. Sel
ini selanjutnya akan menetap di dalam tubuh dan mempunyai memoryatau
ingatan terhadap benda asing yang pemah masuk tubuh dan sel tubuh yang abnormal
(termasuk sel kanker).Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini akan memperbanyak
din menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini merupakan suatu bagian
sistem proteksi tubuh atau sistem imun (cell mediated immune system) yang
bersifat seluler. Efek serupa teljadi juga melalui mekanisme pembentukan zat anti
(humoral immune system) oleh B-lymphocyte. Dari penjelasan ini thymus
tidak termasuk dalam kelenjar endokrin. Walaupun tidak mempunyai saluran
keluar, termasuk dalam sistem imun tubuh.
2.
Tiroid
Kelenjar
tiroid atau kelenjar gondok berbentuk mirip kupu-kupu yang menempel di bagian
depan batang tenggorok (trachea). Kelenjar ini ikut naik turun pada
waktu menelan. Pembesaran kelenjar tiroid disebut goiter atau struma.
Pembesaran ini dapat disebabkan oleh kebanyakan produksi hormone
atau karena kekurangan iodium hingga produksi hormon berkurang, dan pada
kasus lain karena tumor. Kadang-kadang tiroid agak membesar pada wanita
menjelang saat menstruasi. Produksi hormon yang berlebihan dapat menyebabkan gejala
jantung berdebar, yang bila berlarut-Iarut akan melemahkan jantung; banyak
keringat dan berat badan turun; serta mata menonjol seperti ikan koki. Untuk
memeriksa aktivitas produksi hormon thyroid, disamping memeriksa kadar
thyroxin darah dapat juga diperiksa dengan menggunakan radio-isotop. Pada
pasien yang bersangkutan diberi iodium radioaktif dan dilihat bagaimana
kelenjar tiroid menangkap zat tersebut. Pembesaran tiroid yang aktif disebut hot
nodule dan yang tidak aktif disebut cold nodule. Tidak semua
pembesaran tiroid berbahaya karena tidak otomatis meningkatkan produksi hormon.
Yang perlu diperhatikan adalah pembesaran yang teIjadi ke arah rongga dada
karena dapat menekan jalan napas (trachea) dan esofagus (galan makan). Tepat di belakang
kelenjar tiroid terdapat serabut saraf yang antara lain mengurus otot penggerak
pita suara (n.recurrens). Salah satu risiko pembedahan kelenjar tiroid
adalah terpotongnya serabut saraf ini, yang dapat menyebabkan kelumpuhan pita
suara sehingga suara menjadi serak berbisik. Walaupun sulit dan kedl
kemungkinannya, keadaan ini masih bisa diperbaiki dengan menyambung saraf yang
terputus itu. Pada operasi kelenjar tiroid kulit leher dipotong melintang dan
tidak dijahit, tetapi dijepit. Dengan teknik ini dikurangi kemungkinan adanya
tanda-tanda bekas operasi. Pada setiap operasi, seorang ahli bedah akan
berusaha mengurangi bekas yang terlihat dari luar, tetapi pada orang tertentu
tumbuhnya jaringan ikat di bekas luka tak dapat dihindarkan. Jaringan yang
tumbuh itu dinamakan keloid.
Kelenjar
tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.
Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh
parafolikuler. Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang
diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi
ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan
dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang
dapat dihambat oleh ATP-ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel
folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT).
Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk
Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin
atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat
dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon
T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding
Iodine). Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:
a. Mengatur laju
metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena
peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk
otak, lien, paru-paru dan testes
b. Kedua hormon
ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya
reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat
dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah
menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
c. Memegang
peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
d.
Mempertahankan sekresi GH dan
gonadotropin.
3. Paratiroid
Kelenjar
paratiroid menghasilkan parathormon yang turut mengatur kadar calcium
darah. Kelenjar ini berukuran sebesar beras, berjumlah 4, terletak di
sudut-sudut kelenjar tiroid, karena itu kadang-kadang ikut terpotong pada
operasi tiroid. Jika itu terjadi, bagi yang bersangkutan tidak terlalu menjadi
masalah jika masih ada 1-2 kelenjar yang tertinggal. Tanpa kelenjar ini yang
bersangkutan akan mengalami kejang otot karena gangguan kadar calcium darah.
Kelenjar
paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar
tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Kelenjar ini
terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells
merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi
hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.
Parathormon
mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ :argetnya adalah tulang,
ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi
tulang sehingga kalsium serum :neningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan
vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi
kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan
reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3
dan Na. karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih
besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium
serum di samping tentunya PTSH.
4.
Kelenjar
Pangkreas
Kelenjar
pancreas melalui pulau-pulau langerhans yang tersebar di dalamnya
menghasilkan honnon insulin dan glucagon. Kedua honnon ini
mengatur kadar dan penggunaan glukosa dalarn darah. Gangguan produksi hormon
insulin mengakibatkan tejadinya penyakit diabetes mellitus.
Adakalanya
seseorang sangat sensitif terhadap karbohidrat atau gula. Makan karbohidrat
menyebabkan peningkatan produksi insulin sehingga yang bersangkutan akan
kekurangan gula. Sebagai akibatnya, ia akan makan kembali dan reaksi yang sarna
akan berulang. Larnbat laun orang itu akan menjadi gemuk karena terns makan dan
kadar gula darah naik karena memang konsumsi gula terlalu banyak dan insulin
yang dikeluarkan tak dapat mengimbanginya. ltu salah satu mekanisme te1jadinya
penyakit diabetes yang sangat beragarn. Ada juvenile diabetes yang
biasanya merupakan penyakit turunan, ada juga adult onset diabetes yang bam muncul
sesudah usia di atas 40 tahun.
Pankreas
terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang
horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar
2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri mensenterika superior dan
splenikus.
Pankrea berfungsi sebagai organ
endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin didukung oleh
pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu;
sel alpha yang menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang
menghasilkan insulin, dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin namun
fungsinya belum jelas diketahui.
5.
Kelenjar
Adrenal
Terletak di kutub atas kedua ginjal.
Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan
kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian
korteks dan bagian medulla. Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan
kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk kehidupan.
Korteks adrenal esensial untuk bertahan
hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks
adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid,
glukokortikoid, dan androgen
Mineralokortikoid (pada manusia terutama
adalah aldosteron) dibentuk pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini
mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan
ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi
mineralokortikoid (penyakit Addison’s) mengarah pada hipotensi, hiperkalemia,
penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok. Kelebihan
mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.
Glukokortikoid dibentuk dalam zona
fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol
mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan
kadar glukosa darah; metabolisme protein; keseimbangan cairan dan elektrolit;
inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.
Hormon seks korteks adrenal mensekresi
sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Umumnya adrenal mensekresi
sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah besar hormon seks
yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar adrenal
dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen
menyebabkan virilisme. sementara kelebihan pelepasan estrogen (mis., akibat
karsinoma adrenal menyebabkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.
6.
Kelenjar
Hipofisis/Pituitary
Hipofise terletak di sella tursika,
lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1
cm dan dibagi atas dua lobus. Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari
hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut
adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari
jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah
struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus.
Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Terdapat di bawah otak besar, merupakan
penghasil hormon pengatur pertumbuhan, fungsi kelenjar gondok, kelenjar anak
ginjal, dan kelenjar kelamin, pertumbuhan, banyaknya urine, tekanan darah.
Merupakan kelenjar buntu terbesar dan sering disebut kelenjar utama.
Kelenjar
hipofise berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di
dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian
belakang. Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hiPotalamus (bagian
dari otak). Kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan (growth hormone),
hormon perangsang tiroid (TSH), perangsang gonad (FSH), dan lain-lain.
Hipofise mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri
melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah
memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan
hormonnya.
Kelenjar hipofise terdiri
dari 2 lobus yaitu : “lobus enterior dan lobus posterior”
1.
Lobus anterior ( adenohipofise ) =
menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali produksi dari
semua organ endokrin yang lain. Contoh hormon antara lain:
-
Hormon somatrotopik =
mengendalikan pertumbuhan tubuh
-
Hormon tirotropik = mengendalikan
kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin
-
Hormon ACTH ( adrenokortikotropik
) = mengendalikan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal
dari korteks kelenjar suprarenal
2.
Lobus posterior ( neurohipofise ),
lobus ini mengeluarkan 2 jenis hormon anatar lain:
-
Hormon ADH (anti diuretik hormone)
= mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat kontraksi otot polos.
ADH disebut juga sebagai hormon pituitrin
-
Hormon oksitosin =
merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan mengeluarkan
air susu sewaktu menyusui. Terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofise
tulang spenoid.
7.
Ovarium
Seperti halnya testes, ovarium juga
berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Sebagai organ endokrin,
ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi,
ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya pada masa ovulasi untuk
selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan progesteron akan
mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima
hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi.
8.
Teatis
Testis mempunyai dua fungsi yaitu
sebagai organ endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormone testosteron
dan estradiol dibawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan
spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan
spermatogenesis. Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi testosteron
melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar testosteron dan
estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis sebagai organ
reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron pada fetus
merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada masa
pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder
seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital,
distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta
perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang pertumbuhan
dan penutupan epifise tulang.
B.
HORMON-HORMON YANG DIHASILKAN OLEH KELENJAR ENDOKRIN DAN FUNGSINYA
a.
Hipotalamus
Sebagai pusat tertinggi system
kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melaluihumoral (hormonal) dan
saraf. Hormone yang dihasilkan sering disebut factor R danI mengontrol sintesa
dan sekresi hormone hipotalamus anterior sedangkan controlterhadap hipofisis
posterior berlangsung melalui kerja saraf. Hormon-hormon
hipotalamus:
1. ACRH : Adenocortico Releasing Hormon
ACIH : Adenocortico Inhibiting
Hormon
2. TRH : Tyroid Releasing Hormon
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
3. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
GnIH : Gonadotropin
Inhibiting Hormon
4. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
5. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
6. GRH : Growth Releasing Hormon
GIH : Growth
Inhibiting Hormon
7. MRH : Melanosit Releasing Hormon
MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Kelenjar Hipofisis (Master of Gland)
1.
Hipofisis
Anterior
·
Hormon
Pertumbuhan (GH): menyebabkan pertumbuhan hampir seluruhsel dan jaringan tubuh
·
Adenokortikotropin (ACTH): menyebabkan korteks adrenal mensekresi hormon-hormon
adrenokortikal
·
Hormon
Perangsang Titoid (TSH): menyebabkan kelenjar tiroid mensekresi tiroksin dan
triidotironin
·
Hormon
Perangsang Folikel(FSH): menyebabkan
pertumbuhan folikeldalam ovarium sebelum ovulasi, , meningkatkan
pembentukan sperma didalam testis
·
Hormonpelutein
: berperan penting dalam proses ovulasi , jugamenimbulkan sekresi hormon
kelamin wanita oleh ovarium dan testosteron
2.
Hipofisis
Posterior
·
Hormon
Antidiuretik (ADH) / vasopresin : menyebabkan ginjal menahanair sehingga meningkatkan jumlah air dalam tubuh
; juga pada konsentrasi yang tinggi, akan menyebabkan penyempitan
pembuluh darah di seluruhtubuh dan menaikan
TD.
·
Oksitosin
: membuat uterus berkontraksi selama proses persalinan , jugamungkin membantu pengeluaran bayi ; juga membuat
sel-sel mioepitelialdalam payudara berkontraksi , sehingga mengeluarkan
air susu daripayudara sewaktu bayi menghisap.
b.
Korteks
Adrenal
·
Kortisol (Glukokortikoid) Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam
metabolismeglukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa
darah,metabolisme protein , keseimbangan cairan dan elektrolit, inflamasi
danimunitas , dan terhadap stressor.
·
Aldosteron (mineralokortikoid) Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dengan
meningkatkan retensinatrium dan ekskresi kalium. Selanjutnya membantu
dalammempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.
Defisiensimineralokortikoid (penyakit Adison¶s) mengarah pada hipotensi,
hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok Kelebihan
mineralokortiktoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia.
c.
Kelenjar Tiroid
·
Tiroksin dan triiodotironin : meningkatkan kecepatan reaksi
kimia dalamhamper semua sel tubuh , jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh
umum.
·
Kalsitonin : memacu pengendapan kalsium di dalam tulang
sehinggamenurunkan konsentrasi tingkat
metabolisme tubuh umum.
Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:
·
Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya
pertumbuhansaraf dan tulang.
·
Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
·
Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu
menambah kekuatankontraksi otot dan
menambah irama jantung.
·
Merangsang pembentukan sel darah merah.
·
Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai
kompensasi tubuhterhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.
·
Bereaksi sebagai antagonis kalsium.
d.
Pulau Langerhans Kelenjar
Pankreas
Ø Insulin :
memacu masuknya glukosa ke dalam seluruh sel tubuh , dimana caraini mengatur kecepatan metabolism
dari hamper semua karbohidrat
Efek anabolik insulin:
·
Pada hepar
-
Meningkatkan sintesa dan opemyimpanan glukosa
-
Menghambat glikogeolisis,
glukoneogenesis, dan ketogenesis
-
Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam
lemak bebas di hepar
·
Pada otot
-
Meningkatkan sintesa protein
-
Meningkatkan transportasi asam amino
-
Meningkatkan glikogenesis
-
Pada jaringan
lemak
-
Meningkatkan sintesa trigliserida dari asam
lemak bebas
-
Meningkatkan penyimpanan trigliserida
-
Menurunkan lipolisis
Ø
glukagon : meningkatkan pelepasan glukosa
dari hati masuk ke sirkulasi cairan tubuh. Glukagon meningkatkan glikogenolisis
(pemecahan glikogen menjadiglukosa) dan meningkatkan glukoneogenesis.
Dalam metabolisme lemak ,glikagon meningkatkan lipolisis.
e.
Kelenjar Gonad
Ø Ovarium
·
Estrogen : merangsang perkembangan organ kelamin wanita,
payudara, danberbagi sifat kelamin sekunder
·
Progesteron : merangsang sekresi cairan uterus oleh kelenjar
endometriumuterus, juga membantu meningkatkan perkembangan aparatus
sekretorik payudara, mempersiapkan tubuh untuk menerima kehamilan danmerupakan
syarat mutlak untuk konsepsi dan implantasi
Ø Testis
·
Testosteron : merangsang
pertumbuhan organ kelamin pria, juga meningkatkan perkembangan
sifat-sifat kelamin sekunder pria
f.
Kelenjar Paratiroid
Ø Parathormon
Mengatur konsentrasi ion kasium dalam cairan
ekstraseluler dengan cara mengatur :
·
absorpsi kalsium dari usus
·
ekskresi kalsium oleh ginjal
·
pelepasan kalsium
dari tulang
·
menstimulasi dan mentranspor kalsium dan fosfat
melalui membran sel
g.
Plasenta
Ø
gonadotropin korion manusia (HCG) : meningkatkan
pertumbuhan korpusluteum dan sekresi estrogen dan progesteron oleh korpus
luteum
Ø estrogen : meningkatkan pertumbuhan organ
kelamin ibu dan beberapajaringan janin
Ø progesteron : mungkin meningkatkan perkembangan
beberapa jaringan danorgan janin , membantu meningkatkan perkembangan aparatus
sekretorik dari payudara ibu
Ø somatotropin
manusia : mungkin meningkatkan pertumbuhan beberapajaringan janin serta membantu
perkembangan payudara ibu
C.
GANGGUAN
(KONDISI ABNORMAL)
Untuk memudahkan pengertian kita
tentang patofisiologi pada berbagai kelainan kelenjar endokrin, berikut akan
dihantarkan gambaran sepintas tentang patofisiologi umum gangguan endokrin,
mengingat fungsi sistem endokrin yang kompleks dan rumit mencakup mekanisme
kerja hormonal dan adanya mekanisme umpan balik yang negatif yang sudah barang
tentu akan mempengaruhi perjalanan penyakit.
Seperti lazimnya kelainan-kelainan
pada organ tubuh, pada kelenjar endokrin pun berlaku hal yang sama dimana
gangguan fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh:
1. Peradangan
atau infeksi
2.
Tumor atau keganasan
3.
Degenerasi
4. Idiopatik
Dampak yang ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas
terhadap kelenjar endokrin dapat berupa:
1. Perubahan
bentuk kelenjar tanpa disertai perubahan sekresi hormonal.
2.
Peningkatan sekresi
hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering diistilahkan dengan
hiperfungsi kelenjar.
3. Penurunan
sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan diistilahkan dengan
hipofungsi kelenjar.
Adanya hubungan timbal balik antara
kelenjar hipofise sebagai master of gland dengan kelenjar targetnya, hipofise
terhadap hipotalamus serta jaringan atau organ sasaran dengan kelenjar target,
memungkinkan penyebab dari suatu kasus dapat lebih dari satu; artinya mungkin
saja penyebab ada pada jaringan/organ sasaran, atau pada kelenjar target, atau
pada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh karena itu, untuk tujuan
kemudahan dalam penanggulangannya maka dalam setiap kasus akan di dipaparkan
kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer, sekunder,atau tertier.
Penyebab yang
bersifat primer bila penyebabnya ada pada kelenjar penghasil hormon itu
sendiri. Bersifat sekunder, bila penyebabnya ada pada kelenjar di atasnya.
Bersifat tertier, bila penyebabnya di luar primer dan sekunder seperti penggunaan
obat-obatan tertentu ataupun kelainan pada organ tubuh tertentu yang dapat
mempengaruhi fungsi kelenjar.Seperti bila terjadi peningkatan ACTH (hormon
hipofise) pada serum yang akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal
sehingga terjadi hipersekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut
sekunder. Disebut penyebab primer bila penyebapnya ada pada kelenjar adrenal
sendiri. Disebut tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas.
Misalnya, pengunaan obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang
sekresi hormon adrenal. Untuk pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi
berbagai kelainan endokrin, ada dua hal utama yang harus dipahami dengan baik.
Efek dari setiap hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap
jaringan endokrin dan terhadap jaringan atau organ sasarannya.Fungsi
organ/jaringan sasaran dari setiap hormon.
Beberapa
Penyakit Sistem Endokrin :
1.
Gangguan pertumbuhan – Seseorang
yang kelebihan hormon pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa.
Pada anak-anak kelebihan hormon pertumbuhan disebut gigantisme dan pada orang
dewasa disebut ackromegali. Sebaliknya, bila anak-anak mengalami kekurangan
hormon, ia akan mengalami kekerdilan.
- Hyperprolactinemia – Sekresi prolaktin yang
berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan produksi/keluarnya air susu ibu
(galactoorhea) meski tidak mengandung atau tidak menstruasi (amemorrhea).
- Kegagalan fungsi gonad (hypogonadisme) akibat
kekurangan sekresi Hormon Peluteinan (LH) dan Hormon Perangsang Folikel
(FSH). Keadaan ini biasanya sering dialami pria, yakni berupa kegagalan
menghasilkan jumlah sperma yang normal.
- Penyakit tiroid – Hormon tiroid yang berlebihan
sebagai hasil dari kelenjar tiroid yang terlalu aktif disebut
hyperthyroidisme. Hal ini akan menyebabkan badan meningkatkan keadaan
metabolik yang naik. Kondisi ini akan mengabkibatkan banyak sistem dalam
tubuh mengembangkan fungsi yang tidak normal. Hypothyroidisme adalah
kondisi di mana hormon tiroid kurang disekresi dari kelenjar tiroid yang
kurang aktif. Hal ini akan melambatkan proses-proses dalam tubuh dan
mungkin mengakibatkan kepenatan, denyut jantung lemah, kulit menjadi
kering, berat badan meningkat, dan sembelit. Pada anak-anak, penyakit ini
menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan telatnya masa balig.
- Penyakit kencing manis – Penyakit sistem endokrin
yang sering kita dijumpai. Penyakit kecing manis ada dua. Jenis pertama
terjadi apabila pankreas gagal menghasilkan insulin yang mencukupi.
Sementara, jenis kedua terjadi akibat badan tidak mampu merespon insulin
dengan normal. Penyakit kencing manis ini bisa menyebabkan gagal ginjal,
neuropathy dan kerusakan saraf, kebutaan, amputasi kaki, sakit jantung,
serta stroke.
- Osteoporosis – terjadi baik pada wanita maupun
laki-laki. Ini terjadi bila struktur tulang menjadi semakin lemah dan
kelihatan seperti retak atau patah. Banyak faktor penyebabnya, termasuk
kekurangan hormon estrogen pada masa menopaus wanita, atau kekurangan
hormon tetosteron pada laki-laki seiring bertambhnya usia.
- Sindrom Ovari Polisistik – PholycysticOvary
Syndrome (PCOS) adalah penyakit endokrin yang menyerang lebih kurang 5%
jumlah wanita. Wanita yang mengalami PCOS ini menghasilkan jumlah hormon
seks lelaki (endogren) yang berlebihan. Hal ini bisa menghalangi proses
ovulasi dan menyebabkan ketidaksuburan. Para penderita PCOS mungkin
mengalami gangguan menstruasi atau malah tidak menstruasi, tidak subur,
rambut yang tumbuh berlebihan. Penyakit ini bisa mengakibatkan gangguan
kesehatan jangka panjang pada wanita.
- Menopause – Yakni masa perubahan badan di mana
level estrogen, testosteron, dan progesteron semakin berkurang dan
akhirnya sama sekali berhenti produksi. Kekurangan estrogen menyebabkan
badan terasa panas, berpeluh, emosi tidak stabil, murung, vagina kering,
urin terganggu, hilang konsentrasi, dsb. Ada banyak risiko jangka panjang
yang bisa terjadi seperti penyakit kardiovaskular meningkat, kegemukan,
perubahan tingkat kolesterol, risiko osteoporosis meningkat, penyakit
Alzhiemer, dsb.
- Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison.
Yakni akibat rusaknya fungsi korteks adrenal dan secara langsung
mengakibatkan kekurangan pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid
adrenal. Gejala-gejalanya antara lain; badan lemah, penat, loyo,
kekurangan/turunnya berat badan, murung, lesu, muntah-muntah, anoreksia,
dan hiperpigmentasi.
- Sindrom Cushing – Yakni keadaan akibat
hipersekresi [perembesan yang berlebih] glukokortikoid dari korteks
adrenal. Gejalanya antara lain termasuk kegemukan, gagal pertumbuhan,
lemah otot, kulit mudah lebam, jerawat, tekanan darah tinggi, dan
perubahan psikologis.
DAFTAR
PUSTAKA
Andi Santoso
Agustinus. 1994. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Akademi Perawatan St.
Carolus, Jakarta.
Evelen
C. Pearce. 1994. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Penerbit PT Gramedia,
Jakarta.
Spalteholz.
1987. Atlas Anatomi Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar